kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.912   12,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Permintaan Ekspor Naik, Harga CPO Diproyeksi Naik


Kamis, 10 Agustus 2023 / 17:42 WIB
Permintaan Ekspor Naik, Harga CPO Diproyeksi Naik
ILUSTRASI. Kenaikan harga minyak nabati saingan CPO membuat beberapa negara borong minyak sawit


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - MUMBAI. Permintaan minyak sawit di India meningkat karena kenaikan harga minyak saingannya yakni minyak kedelai dan minyak bunga matahari. Kenaikan harga minyak kedelai dan bunga matahari lantaran adanya kekhawatiran produksi di AS dan gangguan pasokan dari wilayah Laut Hitam. 

Lonjakan permintaan ini diharapkan dapat membantu Indonesia dan Malaysia menurunkan persediaan minyak sawit. "Pembeli beralih ke minyak sawit dari minyak lain untuk pengiriman hampir sebulan," kata Sanjeev Asthana, CEO Patanjali Foods Ltd, pembeli minyak sawit utama India.

India, pembeli minyak nabati terbesar di dunia dengan nilai impor 1,09 juta metrik ton minyak sawit pada Juli. Angka ini 60% lebih banyak dari Juni dan tertinggi dalam tujuh bulan.

Baca Juga: Tren Harga CPO Masih Negatif, Begini Dampaknya ke Emiten CPO

"Impor minyak sawit India juga akan tetap kuat selama Agustus dan September," kata Asthana seperti dikutip Reuters

Harga minyak sawit mentah ditawarkan di US$ 910 per ton termasuk biaya, asuransi dan pengangkutan (CIF) ke India untuk pengiriman September. Harga tersebut lebih murah ketimbang harga minyak kedelai yang sebesar US$ 1.050 dan minyak bunga matahari di US$ 1.010. 

Harga minyak kedelai melonjak dalam satu bulan terakhir karena kekhawatiran produksi di Amerika Serikat. Selain itu, pasokan minyak kedelai dari pemasok utama yakni Argentina diperkirakan akan lebih rendah. 

Harga minyak bunga matahari menjadi lebih mahal setelah Rusia menarik diri dari kesepakatan perjanjian perdagangan biji-bijian Laut Hitam. Wilayah Laut Hitam menyumbang 60% dari produksi minyak bunga matahari dunia dan 76% dari ekspor minyak bunga matahari.

Sementara itu, harga minyak sawit tidak naik, malah turun karena stok di negara produsen meningkat dan menjadi lebih murah bagi pembeli. Pembeli Asia yang sensitif terhadap harga bergantung pada minyak kelapa sawit karena biaya rendah dan waktu pengiriman yang cepat.

Selain India, negara lain seperti China, Bangladesh, dan Pakistan juga telah meningkatkan pembelian minyak sawit untuk pengiriman Agustus dan September. Impor minyak nabati China bulan Juli, yang sebagian besar terdiri dari minyak sawit, melonjak 48% dari tahun lalu menjadi 778.000 ton.

Baca Juga: Bursa CPO RI Diperkirakan Bakal Dirilis Pertengahan Tahun 2024

Harga minyak kelapa sawit kemungkinan akan naik seiring dengan kenaikan ekspor. Menurut Dewan Minyak Sawit Malaysia, ekspor minyak sawit Malaysia naik 15,55% menjadi 1,35 juta ton pada Juli 2023. AmSpec Agri Malaysia menyebutkan, dalam 10 hari pertama di bulan Agustus, ekspor produk minyak sawit Malaysia naik 17,5% menjadi 383.795 ton. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×