Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kelesuan sektor properti China belum usai. Bagaiamana tidak, survei harga rumah di China justru menunjukkan penurunan yang lebih cepat selama bulan Desember 2022.
Kondisi tersebut mencerminkan permintaan yang terus melemah meskipun sudah banyak langkah dilakukan untuk menopang penurunan itu. Salah satu penyebab lemahnya permintaan karena meningkatnya kasus Covid-19 di negara tersebut.
Mengutip Reuters (1/1), Harga rumah di 100 kota China turun selama enam bulan berturut-turut pada Desember 2022. Di bulan Desember 2022, harga rumah di China turun 0,08% dari bulan sebelumnya setelah jatuh 0,06% pada November, menurut survei oleh China Index Academy (CIA), salah satu perusahaan penelitian real estat independen terbesar di negara itu.
Baca Juga: Sejumlah Negara di Asia Masih Mencatat Pertumbuhan Ekonomi yang Positif Tahun Ini
Survei menunjukkan, di antara 100 kota, 68 kota membukukan penurunan harga bulanan. Ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan 57 kota di bulan November.
Padahal, China dalam beberapa pekan terakhir menggenjot dukungan untuk industri dalam upaya meredakan tekanan likuiditas jangka panjang yang melanda pengembang dan menunda penyelesaian banyak proyek perumahan, yang semakin merusak kepercayaan pembeli.
Langkah tersebut termasuk mencabut larangan penggalangan dana melalui penawaran ekuitas untuk perusahaan properti yang terdaftar.
Sektor properti juga mendapat sedikit dorongan setelah Beijing tiba-tiba mencabut kebijakan ketat nol Covid-19 pada awal Desember, yang dapat memikat konsumen kembali ke ruang pameran.
Sayangnya, virus itu sekarang menyebar sebagian besar tidak terkendali dan kemungkinan menginfeksi jutaan orang setiap hari, menurut beberapa ahli kesehatan internasional.
"Kebijakan real estat dapat terus mempertahankan nada akomodatif dengan ruang untuk pelonggaran kebijakan di sisi penawaran dan permintaan pada 2023," kata firma riset real estat itu. CIA menambahkan pasar perumahan China diperkirakan akan stabil secara bertahap tahun depan.
Baca Juga: Bank Sentral China Janjikan Lebih Banyak Dukungan untuk Menjaga Ekonomi