kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pernyataan Paling Keras Pangeran Saudi Soal Gaza: Israel Melakukan Genosida


Rabu, 13 November 2024 / 06:15 WIB
Pernyataan Paling Keras Pangeran Saudi Soal Gaza: Israel Melakukan Genosida
ILUSTRASI. Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mengutuk keras tindakan Israel di Gaza, dengan menyebutnya sebagai aksi “genosida”.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman  mengutuk keras tindakan Israel di Gaza, dengan menyebutnya sebagai aksi “genosida”. 

Ini merupakan kritik publik paling keras terhadap Israel oleh seorang pejabat Saudi sejak dimulainya perang.

Mengutip BBC, saat berbicara di sebuah pertemuan puncak para pemimpin Muslim dan Arab, sang pangeran juga mengkritik serangan Israel terhadap Lebanon dan Iran.

Israel dengan keras membantah bahwa pasukannya melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.

Sebagai tanda membaiknya hubungan antara rival Riyadh dan Teheran, Pangeran Mohammed juga memperingatkan Israel agar tidak melancarkan serangan di wilayah Iran.

Pemimpin de facto Saudi tersebut bergabung dengan para pemimpin lain yang hadir dalam menyerukan penarikan total Israel dari Tepi Barat dan Gaza.

Sementara itu, menteri luar negeri Arab Saudi Pangeran Faisal Bin Farhan Al-Saud mengatakan bahwa merupakan “kegagalan masyarakat internasional” bahwa perang di Gaza tidak dihentikan. Dia menuduh Israel menyebabkan kelaparan di wilayah tersebut.

Baca Juga: Presiden Turki, Tayyip Erdogan, Menyerukan Blokade Ekonomi Terhadap Israel

"Kegagalan utama masyarakat internasional adalah mengakhiri konflik langsung dan mengakhiri agresi Israel," jelas Pangeran Faisal. 

Perang di Gaza dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan ratusan orang bersenjata memasuki Israel selatan. Sekitar 1.200 orang tewas dan 251 lainnya disandera.

Israel membalas dengan meluncurkan kampanye militer untuk menghancurkan Hamas, yang telah menewaskan lebih dari 43.400 orang di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.

Sebuah laporan oleh Kantor Hak Asasi Manusia PBB menemukan bahwa hampir 70% korban yang diverifikasi selama periode enam bulan di Gaza adalah wanita dan anak-anak.

Para pemimpin di KTT tersebut juga mengutuk apa yang mereka gambarkan sebagai "serangan berkelanjutan" Israel terhadap staf dan fasilitas PBB di Gaza.

Bulan lalu, Knesset meloloskan RUU untuk melarang UNRWA, badan pengungsi Palestina PBB, beroperasi di Israel dan menduduki Yerusalem Timur, menuduh organisasi tersebut berkolusi dengan Hamas.

Baca Juga: Malam-malam Putra Mahkota Arab Saudi Menelepon Donald Trump, Apa yang Dibicarakan?

Beberapa negara, termasuk AS dan Inggris, telah menyatakan keprihatinan serius tentang langkah yang membatasi kemampuan badan tersebut untuk mentransfer bantuan ke Gaza.

Di balik pertemuan puncak yang dihadiri banyak orang itu, isu utama yang juga menjadi sorotan adalah kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih.

Para pemimpin Teluk menyadari kedekatan Trump dengan Israel. Akan tetapi, mereka juga memiliki hubungan baik dengannya, dan ingin dia menggunakan pengaruhnya dan kegemarannya membuat kesepakatan untuk mengakhiri konflik di wilayah ini.

Di Arab Saudi, Trump dipandang jauh lebih baik daripada Joe Biden, tetapi rekam jejaknya di Timur Tengah beragam.

Dia menyenangkan Israel dan membuat marah dunia Muslim dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel serta aneksasi Dataran Tinggi Golan yang diduduki. 

Dia juga mengamankan Perjanjian Abraham pada tahun 2020 yang membuat UEA, Bahrain, dan Maroko menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Israel dan Sudan setuju untuk melakukannya.

Salah satu tajuk rencana di surat kabar terkemuka Saudi hari ini berjudul: “Era harapan baru. Kembalinya Trump dan janji stabilitas.”

Tonton: Dianggap Duri dalam Daging, Netanyahu Pecat Menteri Pertahanan Israel

Apa selanjutnya?

Mengutip The Week, Pemerintahan Biden pada minggu ini akan memutuskan apakah Israel telah membuat kemajuan yang cukup dalam meningkatkan akses warga Gaza terhadap bantuan pangan dan kemanusiaan, prasyarat untuk dukungan militer yang berkelanjutan. 

Delapan organisasi bantuan internasional mengatakan pada hari Senin bahwa Israel tidak hanya gagal memenuhi kriteria AS, tetapi mengambil tindakan yang secara dramatis memperburuk situasi di lapangan, khususnya di Gaza Utara. 

Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengatakan dia yakin masalah itu akan segera  terpecahkan.

Selanjutnya: Presiden Prabowo dan Joe Biden Sepakat Perkuat Kemitraan Indonesia-AS

Menarik Dibaca: Resep Kentang Balado Sambal Rendang Spesial si Pendamping Nasi yang Lezat



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×