Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Beberapa negara, termasuk AS dan Inggris, telah menyatakan keprihatinan serius tentang langkah yang membatasi kemampuan badan tersebut untuk mentransfer bantuan ke Gaza.
Di balik pertemuan puncak yang dihadiri banyak orang itu, isu utama yang juga menjadi sorotan adalah kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih.
Para pemimpin Teluk menyadari kedekatan Trump dengan Israel. Akan tetapi, mereka juga memiliki hubungan baik dengannya, dan ingin dia menggunakan pengaruhnya dan kegemarannya membuat kesepakatan untuk mengakhiri konflik di wilayah ini.
Di Arab Saudi, Trump dipandang jauh lebih baik daripada Joe Biden, tetapi rekam jejaknya di Timur Tengah beragam.
Dia menyenangkan Israel dan membuat marah dunia Muslim dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel serta aneksasi Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Dia juga mengamankan Perjanjian Abraham pada tahun 2020 yang membuat UEA, Bahrain, dan Maroko menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Israel dan Sudan setuju untuk melakukannya.
Salah satu tajuk rencana di surat kabar terkemuka Saudi hari ini berjudul: “Era harapan baru. Kembalinya Trump dan janji stabilitas.”
Tonton: Dianggap Duri dalam Daging, Netanyahu Pecat Menteri Pertahanan Israel
Apa selanjutnya?
Mengutip The Week, Pemerintahan Biden pada minggu ini akan memutuskan apakah Israel telah membuat kemajuan yang cukup dalam meningkatkan akses warga Gaza terhadap bantuan pangan dan kemanusiaan, prasyarat untuk dukungan militer yang berkelanjutan.
Delapan organisasi bantuan internasional mengatakan pada hari Senin bahwa Israel tidak hanya gagal memenuhi kriteria AS, tetapi mengambil tindakan yang secara dramatis memperburuk situasi di lapangan, khususnya di Gaza Utara.
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengatakan dia yakin masalah itu akan segera terpecahkan.