Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Laba kuartal keempat Broadcom Inc melampaui perkiraan Wall Street pada Kamis (12/12). Namun para investor merasa tidak antusias dengan pertumbuhan bisnis mereka yang dinilai lambat, serta perkiraan pendapatan yang tidak bergairah pada tahun 2020 mendatang.
Hal tersebut pun membuat saham Broadcom turun sekitar 2% dalam perdagangan di pasar saham New York.
Mengutip Reuters, perang dagang yang terjadi selama 17 bulan antara Amerika Serikat dan China serta sanksi terhadap Huawei Technologies telah menekan bisnis Broadcom selama beberapa kuartal terakhir.
Baca Juga: Jelang halving day, bitcoin bisa ke level US$ 55.000 di 2020
Broadcom sendiri memprediksi pendapatan mereka selama 2020 mendatang adalah sekitar US$ 25 miliar. Menurut data IBES dari Refinitiv, angka tersebut melampaui perkiraan analis yang hanya sebesar US$ 23,79 miliar.
Pada pengumuman pascapendapatan sebelumnya, Broadcom mengatakan bahwa unit keamanan perusahaan Symantec Corp, yang baru saja diakuisisi sebesar US$ 10,7 miliar dan diperkirakan akan berkontribusi sekitar US$ 1,8 miliar pada tahun depan.
Di samping itu, Broadcom juga menaikkan target dividen sebesar 23% menjadi US$ 3,25 per saham untuk tiap kuartal di tahun fiskal 2020 mendatang.
Pendapatan dan laba Broadcom yang melampaui prediksi pada kuartal keempat ini didorong oleh pertumbuhan dalam bisnis perangkat lunak yang dapat mengelola dan mengamankan aplikasi di perangkat ponsel, penyimpanan, serta mainframe.
Baca Juga: Menang besar, Boris Johnson akan lebih cepat keluarkan Inggris dari Uni Eropa
Pada kuartal keempat, Broadcom melaporkan pendapatannya sebesar US$ 5,78 miliar. Angka tersebut melampaui prediksi Wall Street yang sebesar US$ 5,73 miliar.
Perusahaan tersebut juga melaporkan laba sebesar US$ 5,39 per saham yang lagi-lagi melampaui prediksi sebesar US$ 5,35 per saham.