Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pertumbuhan lapangan pekerjaan di Amerika Serikat diprediksi melambat pada bulan Agustus. Tetapi laju pertumbuhan yang mini dinilai masih cukup mampu untuk menjaga ekonomi agar bisa berkembang moderat di tengah meningkatnya ancaman dari perang dagang.
Dilansir dari Reuters, laporan pekerjaan bulanan dari Departemen Tenaga Kerja AS akan menunjukkan kontrak manufaktur untuk pertama kalinya dalam tiga tahun pada bulan Agustus.
Baca Juga: Bisnis wisata di Asia Tenggara terimbas pelemahan ekonomi China
Kondisi ekonomi yang melemah ditegaskan oleh inversi kurva imbal hasil keuangan AS yang sebagian besar menjadikan perang dagang selama antara Amerika Serikat dengan China sebagai kambing hitam.
Washington dan Beijing saling memasang tarif baru, yang diikuti oleh kesepakatan guna menjalin pembicaraan perang dagang berikutnya pada awal Oktober di Washington.
Federal Reserve diperkirakan akan memangkas suku bunga lagi pada bulan ini untuk menjaga ekspansi ekonomi di jalurnya. Bank sentral AS menurunkan suku bunga pada bulan Juli untuk pertama kalinya sejak 2008.
"Pesan umum dari pasar tenaga kerja adalah bahwa bisnis mengurangi mempekerjakan, tetapi mereka tidak memberhentikan pekerja dan itu adalah hal yang penting," kata Ryan Sweet, ekonom senior di Moody's Analytics.
Baca Juga: China akan merilis mata uang digital baru mirip dengan Libra Facebook
"Pada titik ini, konsumen adalah unsur yang membuat ekonomi tetap bergerak," lanjut dia.
Berdasarkan survei Reuters terhadap para ekonom, nonfarm payrolls diprediksi meningkat sebanyak 158.000 pekerjaan pada bulan lalu setelah memajukan sebanyak 164.000 pada bulan Juli.
Tingkat pengangguran diperkirakan tidak berubah pada level 3,7% untuk bulan ketiga berturut-turut.
Faktor-faktor lain yang mendukung pertumbuhan lapangan pekerjaan yang lebih lambat termasuk penurunan di Institute for Supply Management dan ukuran ketenagakerjaan industri jasa pada bulan Agustus.
Baca Juga: Krisis akut, warga Venezuela di Argentina merasa deja vu dan trauma