Sumber: CNBC | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Sebuah perusahaan start-up asal Thailand, Baiya Phytopharm, kini sedang berusaha mengembangkan vaksin Covid-19 baru. Menariknya, calon vaksin Covid-19 asli Thailand ini akan mengandalkan daun tembakau sebagai bahan dasarnya.
Dilansir dari CNBC, start-up yang didirikan oleh Dr. Suthira Taychakhoonavudh dan Dr. Waranyoo Phoolcharoen ini sedang dalam proses penelitian untuk memanfaatkan daun tembakau dari Australia.
Berdiri sejak tahun 2018, Baiya Phytopharm mengatakan bahwa para ilmuwannya ingin membuat perbedaan dan mengubah Thailand dari importir vaksin menjadi pembuat vaksin.
"Saya dan tim ilmuwan ingin membuat perbedaan. Kami ingin mengubah Thailand dari importir vaksin menjadi produsen vaksin," kata Suthira, dalam wawancaranya dengan program “Managing Asia” di CNBC.
Baca Juga: Kekayaan 10 Orang Terkaya di Dunia Berlipat Ganda Selama Pandemi Covid-19
Baiya, yang berdiri pada tahun 2018, merupakan perusahaan Thailand pertama yang memasuki CU Innovation Hub Universitas Chulalongkorn, sebuah pusat penelitian untuk perusahaan start-up, untuk mengembangkan teknologi untuk memproduksi protein rekombinan yang dapat menghasilkan obat-obatan dan vaksin.
Desember lalu Baiya telah berhasil melakukan uji coba fase pertama suntikan vaksin berbasis tanaman terhadap subjek manusia.
"Sejauh ini, yang kami tahu adalah semua sukarelawan selamat. Dan melihat profil keamanannya, kami sangat senang," kata Suthira.
Dia menambahkan bahwa saat ini masih terlalu dini untuk menyimpulkan tingkat kemanjuran vaksin berbahan tembakau mereka. Untuk sementara Baiya terus menggunakan vaksin yang sudah sebagai patokan.
Baca Juga: WHO Resmi Menyetujui 2 Metode Pengobatan Baru untuk Covid-19
Baiya mengharapkan uji coba fase dua dimulai pada Februari dan uji coba fase tiga pada Juni. Jika semuanya berjalan lancar, Baiya berharap bisa segera menyerahkan data ke Administrasi Makanan dan Obat Thailand untuk persetujuan vaksin pada kuartal ketiga atau keempat tahun ini.
Suthira juga berjanji akan meningkatkan kapasitas produksinya jika vaksin buatan mereka nanti terbukti bisa dimanfaatkan.
"Saat ini fasilitas kami dapat memproduksi sekitar lima juta dosis vaksin per bulan, yaitu sekitar 60 juta dosis vaksin per tahun," pungkas Suthira.
Hingga saat ini Baiya didanai oleh hibah dari Alumni Universitas Chulalongkorn dan pemerintah Thailand. Baiya dikabarkan telah berhasil mengumpulkan dana sekitar US$ 3 juta melalui program crowdfunding.