kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kekayaan 10 Orang Terkaya di Dunia Berlipat Ganda Selama Pandemi Covid-19


Senin, 17 Januari 2022 / 10:09 WIB
Kekayaan 10 Orang Terkaya di Dunia Berlipat Ganda Selama Pandemi Covid-19
ILUSTRASI. CEO Tesla Inc Elon Musk menari di atas panggung selama acara pengiriman mobil Model 3 buatan China Tesla di Shanghai, China 7 Januari 2020.


Sumber: The Straits Times | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - PARIS. Badan amal Oxfam dalam laporan terbarunya menyebutkan bahwa jumlah kekayaan 10 orang terkaya di dunia naik hingga dua kali lipat selama pandemi Covid-19 berlangsung. Oxfam menyayangkan fenomena ini justru terjadi di tengah meningkatnya angka kemiskinan secara global.

Dilansir dari The Straits Times, laporan Oxfam hari Senin (17/1) menyebutkan bahwa kekayaan mereka naik dari US$ 700 miliar menjadi US$ 1,5 triliun. Berdasarkan catatan tersebut, orang-orang terkaya di dunia ini bisa mendapat rata-rata US$ 1,3 miliar per harinya.

Laporan ini dirilis Oxfam dalam pengarahannya menjelang pertemuan puncak skala kecil para dunia yang diadakan di bawah naungan Forum Ekonomi Dunia, yang akan berlangsung pada 17-21 Januari 2022.

Penghitungan ini didasarkan Oxfam pada data Forbes mengenai "2021 Billionaires List" yang dirilis pada Desember 2021 lalu. Mereka yang masuk ke dalam 10 besar orang terkaya dunia di antaranya adalah Elon Musk, Jeff Bezos, Larry Page, Sergey Brin, Mark Zuckerberg, Bill Gates, Steve Jobs, Larry Ellison, Warren Buffet, dan Bernard Arnault.

Baca Juga: Tahun Lalu, Total Kekayaan Gabungan 500 Miliader Dunia Melonjak US$ 1 Triliun

Oxfam juga mengatakan bahwa kekayaan 10 orang terkaya dunia ini melonjak lebih banyak selama pandemi, daripada 14 tahun sebelumnya. Ini juga terjadi ketika ekonomi dunia mengalami resesi terburuk sejak tragedi Wall Street Crash tahun 1929.

"Ini adalah kekerasan ekonomi. Ketidaksetaraan berkontribusi pada kematian 21.000 orang setiap hari karena kurangnya akses ke perawatan kesehatan, kekerasan berbasis gender, kelaparan dan perubahan iklim," kata Oxfam, badan yang amal yang berfokus pada pengentasan kemiskinan global.

Pandemi yang secara resmi dimulai pada awal 2020 lalu telah mendorong hingga 160 juta orang ke dalam jurang kemiskinan. Data Oxfam juga menunjukkan bahwa kelompok etnis non-kulit putih dan wanita kini menanggung beban ekonomi lebih berat serta menghadapi ketidaksetaraan yang semakin buruk.

Saat ini Oxfam mendesak adanya reformasi pajak untuk mendanai produksi vaksin di seluruh dunia. Ini juga mencakup upaya perbaikan perawatan kesehatan, adaptasi iklim, dan pengurangan kekerasan berbasis gender.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×