Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Perusahaan investasi milik Warren Buffett, Berkshire Hathaway, mencatat kerugian senilai US$3,76 miliar (sekitar Rp 61 triliun) dari penurunan nilai (writedown) atas kepemilikannya di perusahaan makanan olahan Kraft Heinz.
Hal ini menjadi pengakuan bahwa investasi yang dilakukan hampir satu dekade lalu tersebut belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
Baca Juga: Siapa Calon Penerus Berkshire Hathaway? Inilah yang Perlu Diketahui Investor
Selain itu, laba operasional kuartal II-2025 Berkshire turun 4% menjadi US$11,16 miliar, atau sekitar US$7.760 per saham Kelas A, dibandingkan US$11,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Laba bersih juga anjlok 59% menjadi US$12,37 miliar, dari US$30,35 miliar tahun sebelumnya.
Penurunan ini mencerminkan dampak penurunan nilai investasi di Kraft Heinz serta turunnya keuntungan dari portofolio saham perusahaan.
Meskipun begitu, Berkshire masih mengantongi kas dalam jumlah besar, mencapai US$344,1 miliar, mendekati rekor tertinggi perusahaan.
Selama kuartal tersebut, Berkshire menjual lebih banyak saham dibandingkan membeli untuk kuartal ke-11 berturut-turut, serta tidak melakukan pembelian kembali saham (buyback) sejak Mei 2024 hingga pertengahan Juli 2025.
Baca Juga: Warren Buffett Umumkan Pensiun, Saham Berkshire Hathaway Melorot 13%
Penurunan nilai sebesar US$3,76 miliar tersebut setara dengan US$5 miliar sebelum pajak, berasal dari kepemilikan 27,4% saham di Kraft Heinz.
Writedown ini dilakukan setelah Kraft Heinz mengumumkan pada Mei lalu bahwa mereka sedang mempertimbangkan berbagai opsi strategis, termasuk kemungkinan melakukan pemisahan bisnis (breakup).
Berkshire sebelumnya telah mencatat kerugian atas investasi di Kraft Heinz, yaitu pada tahun 2019 senilai US$3 miliar.
Saat itu, Buffett mengakui bahwa pihaknya membayar terlalu mahal saat merger antara Kraft dan Heinz pada 2015.
Baca Juga: Rekor! Warren Buffett Kembali Sumbang Saham Berkshire Senilai Rp 97,16 Triliun
Adapun sejak Buffett mengumumkan akan mundur sebagai CEO pada 3 Mei lalu dan menunjuk Wakil Ketua Greg Abel sebagai penggantinya di akhir tahun ini, saham Berkshire telah turun lebih dari 12%, dan tertinggal sekitar 22 poin persentase dibandingkan indeks S&P 500.
