Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pfizer Inc mengatakan pada hari Selasa (8/6/2021), pihaknya akan memperluas pengujian vaksin Covid-19 pada kelompok anak-anak di bawah usia 12 tahun setelah memilih dosis suntikan yang lebih rendah pada tahap awal uji coba.
Reuters memberitakan, studi ini akan melibatkan hingga 4.500 anak di lebih dari 90 situs klinis di Amerika Serikat, Finlandia, Polandia dan Spanyol.
Berdasarkan keamanan, tolerabilitas dan respon imun yang dihasilkan oleh 144 anak dalam studi fase I dari suntikan dua dosis, Pfizer mengatakan akan menguji dosis 10 mikrogram pada anak-anak antara 5 dan 11 tahun, dan 3 mikrogram untuk kelompok umur 6 bulan sampai 5 tahun.
Seorang juru bicara Pfizer mengatakan, perusahaan mengharapkan data dari 5 hingga 11 tahun pada bulan September dan kemungkinan akan meminta regulator untuk otorisasi penggunaan darurat pada akhir bulan itu. Data untuk anak usia 2 sampai 5 tahun bisa segera dirilis setelah itu, katanya.
Baca Juga: Thailand memulai vaksinasi COVID-19 yang telah lama ditunggu-tunggu
Pfizer mengharapkan bisa memiliki data dari kelompok usia 6 bulan hingga 2 tahun sekitar bulan Oktober atau November.
Vaksin yang dibuat oleh Pfizer dan mitra Jerman BioNTech SA itu telah diizinkan untuk digunakan pada anak-anak berusia 12 tahun di Eropa, Amerika Serikat, dan Kanada. Mereka menerima dosis yang sama seperti orang dewasa: 30 mikrogram.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, hampir 7 juta remaja telah menerima setidaknya satu dosis vaksin di Amerika Serikat.
Baca Juga: China mengesahkan penggunaan darurat vaksin Sinovac ke anak usia 3-17 tahun
Memberikan vaksin Covid-19 kepada anak-anak dan remaja dianggap sebagai langkah penting untuk mencapai "kekebalan kelompok" dan menjinakkan pandemi Covid-19.
Namun, para ilmuwan di Amerika Serikat dan di tempat lain sedang mempelajari kemungkinan hubungan antara peradangan jantung dan vaksin mRNA, terutama pada pria muda. Baik vaksin Pfizer dan Moderna Inc adalah suntikan mRNA.
Kementerian Kesehatan Israel mengatakan pada pekan lalu, pihaknya telah menemukan sejumlah kecil kasus miokarditis yang diamati terutama pada pria muda yang menerima vaksin Pfizer di sana dan mungkin terkait dengan vaksinasi mereka. Kasus-kasus tersebut umumnya ringan dan tidak berlangsung lama.
Pfizer telah mengatakan bahwa pihaknya mengetahui pengamatan Israel terhadap miokarditis dan bahwa tidak ada hubungan sebab akibat dengan vaksin yang diproduksi mereka.