Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - DW. Daniel Carey, presiden asosiasi pilot Amerika Serikat dijadwalkan untuk bersaksi dihadapan subkomite di parlemen AS yang bertanggung jawab menyelidiki Boeing dan pesawat 737 Max 8, yang dilarang terbang sejak pertengahan Maret pasca dua kecelakaan fatal dengan korban tewas seluruhnya 346 orang.
Pilot tersebut sebelumnya menyebutkan Boeing membuat kesalahan saat mendesain 737 MAX dan tidak memberi tahu pilot tentang fitur otomatis pengendali terbaru yang dipasang di pesawat. Menurutnya, Boeing berupaya meminimalisir biaya pelatihan pilot untuk maskapai yang ingin membeli 737 MAX. Alasan ini berakibat fatal dan menyebabkan dua kecelakaan fatal serta berdampak pada ‘krisis kepercayaan' publik terhadap keamanan penerbangan.
Chesley "Sully" Sullenberger, kapten yang berhasil melakukan pendaratan darurat di Sungai Hudson 2009 lalu, juga akan turut memberi kesaksian. Dia menuding perusahaan raksasa kedigantaraan itu lebih berfokus melindungi produknya, MAX, daripada melindungi orang yang menggunakan produk tersebut.
Boeing rahasiakan fitur bermasalah
Komentar Sully menjadi tantangan yang harus dihadapi perusahaan Boeing untuk memenangkan kembali kepercayaan para pilot. April lalu, CEO Boeing, Dennis Muilenburg mengakui bahwa pilot, pada akhirnya adalah kunci untuk menumbukan kembali kepercayaan penumpang yang enggan terbang.
Namun sekarang pilot berbalik menuding bahwa Boeing merahasiakan fitur bermasalah, ketika tidak memberitahukan secara langsung permasalahan piranti lunak MCAS (Maneuvering Characteristics Augmentation System), hingga terjadi dua kecelakaan yang melibatkan Lion Air, Oktober 2018 dan Ethiopian Airlines lima bulan kemudian.
Pasca-kecelakaan Lion Air, demi alasan keselamatan banyak pihak mendesak agar 737 MAX dilarang terbang, namun ketika itu asosiasi pilot AS masih menyatakan mempercayai keamanan pesawat. Belakangan Boeing mengakui sistem peringatan MCAS keliru menggukur kecepatan pesawat, dan sensor peringtaan untuk kesalahan itu ternyata tidak berfungsi. Disebutkan, Boeing menyadari kesalahan tersebut lebih dari setahun, sebelum memberitahukan itu kepada Badan Penerbangan Federal AS , FAA, atau maskapai penerbangan yang menggunakan pesawat itu.
Kelalaian inilah yang membuat banyak pilot marah. Salah seorang pilot American Airlines, Jason Goldberg mengatakan bahwa sistem peringatan itu adalah "salah satu hal yang membuat kami awalnya yakin untuk mengeluarkan pernyataan bahwa kami tetap senang melanjutkan penerbangan dengan pesawat itu. Belakangan (diketahui), ternyata itu tidak benar.”
Apa dampak kesaksian pilot?
Hesaksian Carey hari Rabu (19/06) akan menarik perhatian untuk MCAS. Piranti ini dirancang agar pilot yang mengemudikan MAX seolah-olah tetap merasa menerbangkan pesawat model 737 yang biasa, meskipun mesin pesawat MAX 8 lebih besar dan ditempatkan lebih condong ke depan, sehingga mengubah aerodinamika pesawat.
"Ini adalah cacat desain yang fatal yang dibangun di dalam pesawat saat berada di pabrik,” kata Carey dalam sebuah wawancara seperti dilansir AP.
Carey mengkhawatirkan pelatihan terkait pembaharuan sistem MCAS bagi pilot tidak cukup komprehensif. Dia juga menegur orang-orang yang merasa yakin bahwa kecelakaan itu tidak mungkin terjadi di Amerika Serikat. Anggapan tersebut, disebutnya, sombong dan tidak menghargai pilot asing.
Carey dan Sullenberger mempertanyaan independensi FAA dari Boeing dan perusahaan aviasi lain yang diaturnya. Maret lalu, Sullenberger menuliskan bahwa hubungan itu terlalu nyaman, dan dia secara khusus mengkritik FAA yang dinilainya terlalu bergantung pada pegawai perusahaan untuk melakukan inspeksi dan uji keselamatan.
Sidang Rabu ini menjadi persidangan kongres ketiga terkait MAX. Dua sidang sebelumnya lebih berfokus kepada pengawasan FAA terhadap Boeing dan apakah pengawasan itu sudah cukup ketat. Namun, tidak seorang pun dari Boeing dijadwalkan bersaksi.
Boeing sedang berusaha untuk memenangkan hati para pembuat kebijakan untuk menyetujui 737 Max, pesawat dengan penjualan terbaik selama ini, untuk dapat terbang kembali. Boeing juga berusaha untuk meraih kepercayaan publik kembali setelah beberapa survei membuktikan penumpang menghindari naik pesawat tersebut.