Sumber: Yahoo News | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyalahkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden atas keputusannya menarik pasukan AS dari Afganistan yang tergesa-gesa. Padahal menurut Johnson, konsekuensi keputusan itu sebenarnya dapat diprediksi, soal kembali berkuasanya Taliban dalam waktu cepat.
“Saya pikir sudah jelas selama berbulan-bulan bahwa situasinya bisa berjalan sangat cepat, dan itu sudah menjadi bagian dari pengarahan intelijen,” kata Johnson kepada pasukan Inggris yang baru saja kembali dari Kabul seperti dilansir Yahoo News.
Johnson menambahkan bahwa ada juga saran bahwa pasukan pertahanan nasional Afghanistan mungkin bertahan lebih lama. Tapi secara logika,kata mantan wali kota London itu, pihaknya bisa melihat apa yang terjadi.
Baca Juga: Hasil jajak pendapat popularitas Presiden AS Joe Biden jatuh ke titik terendah
Penilaian Johnson memberi tekanan pada argumen Biden bahwa pemerintahannya dibutakan oleh kemenangan Taliban, klaim yang telah dikutip untuk menjelaskan kesalahan perhitungan yang mengatur rencana penarikan AS.
Kekacauan yang terjadi kemudian telah memicu serangkaian fitnah di London, diperparah oleh kekecewaan terhadap pengambilan keputusan Amerika.
“Kenyataannya adalah ini adalah keputusan tidak hanya oleh presiden ini, tetapi dua mantan presiden untuk secara efektif mengumumkan kepergian, menandatangani instrumen penyerahan, dan kemudian mundur dalam tiga periode yang berbeda,” anggota parlemen Inggris Tom Tugendhat, ketua urusan luar negeri. panitia pemilihan, kata Kamis dalam acara think tank Pertukaran Kebijakan.
"Dan itu adalah hal yang luar biasa untuk dilakukan oleh tiga pemerintahan AS berturut-turut," sambungnya.
Biden berargumen sepanjang penarikan bahwa Amerika Serikat meninggalkan militer Afghanistan dalam posisi yang baik untuk menggagalkan kemajuan Taliban dan memaksa para militan ke dalam pembicaraan damai yang serius.
“Anda memiliki pasukan Afghanistan. Mereka memiliki 300.000 peralatan lengkap, serta diperlengkapi seperti tentara mana pun di dunia, dan angkatan udara melawan sesuatu, seperti, 75.000 Taliban. Itu tidak bisa dihindari,” kata presiden pada 8 Juli.
“Mereka jelas memiliki kapasitas untuk menopang pemerintah di tempat,” sambungnya.