Sumber: AP, CNBC | Editor: Sanny Cicilia
SINGAPURA. Polisi yang menginvestigasi kematian Autumn Radtke, memberi kesimpulan awal. Wanita cantik berusia 28 tahun yang ditemukan tewas di apartemennya di Singapura, tidak meninggal dibunuh.
Meninggalnya Radtke memanaskan lagi kontroversi uang virtual Bitcoin. Wanita yang jenazahnya ditemukan tewas pada 28 Februari lalu ini, merupakan Chief Executive Officer (CEO) First Meta, sebuah bursa yang menjadi wadah perdagangan Bitcoin.
Polisi mengakui, kematian Radtke tidak wajar. Jadi penyebab kematiannya kemungkinan kecelakaan, kelalaian, atau bunuh diri. Polisi juga sedang menguji keberadaan toksin atau racun dalam tubuh Radtke.
Sebelumnya, First Meta merilis pernyataan, Radtke sangat terguncang dan sedih akibat menderita kerugian yang besar. First Meta, seperti bursa Bitcoin lainnya, mengizinkan pengguna cryptocurrency ini untuk memperdagangkan Bitcoin dan mendulang untung tunai.
Bitcoin mendapat sorotan regulator dan investor lantaran pergerakan nilainya yang fluktuasi. Rentangnya di tahun lalu antara US$ 13 per Bitcoin hingga US$ 1.000 per unit.
Regulator berbagai negara meminta sikap awas investor karena uang virutal ini tidak diatur dan rawan digunakan untuk pencucian uang. Bulan lalu, bursa terbesar Bitcoin, Mt Gox ditutup dan memendam dana investor hampir US$ 400 juta.
Hollywoodlife merangkum juga latar belakang Radtke:
- Radtke pernah bekerja di beberapa perusahaan terbesar seperti T-Mobile, Verizon Wireless, Clear Channel, dan Universal.
- Di usia 22 tahun, dia menjadi konsultan di Virgin Charter, dan bekerja bersama miliarder Richard Branson.
- Bekerja di Apple untuk menyediakan software komputasi awan untuk universitas hingga korporasi.
- Pernah menjadi direktur xfire, perusahaan pembuat fame dengan 20 juta pengguna.
- Tinggal di Singapura sejak tahun 2008 dan menjadi CEO First Meta.