kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Populasi pribumi menipis, tenaga kerja asing makin membanjiri Jepang


Kamis, 18 Juli 2019 / 09:40 WIB
Populasi pribumi menipis, tenaga kerja asing makin membanjiri Jepang


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Jepang sedang mengalami krisis demografis karena populasinya yang makin menua dan angka kematian lebih tinggi jumlah kelahiran dari tahun ke tahun. Tetapi ketika populasi penduduk asli kian menyusut, jumlah tenaga kerja asing yang datang ke Jepang terus meningkat.

Seperti diberitakan South China Morning Post, menjamurnya tenaga kerja asing di Jepang ini memang tak lepas dari kekurangan tenaga kerja yang akut.

Menurut data Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, saat ini ada sekitar 2,66 juta orang asing yang tinggal di Jepang. Jumlah ini meningkat sekitar 170.000 orang dalam setahun terakhir.

Baca Juga: Diplomat senior AS berjanji akan bantu Korsel dan Jepang selesaikan perselisihan

Peningkatan jumlah tenaga kerja asing di Jepang sendiri sudah terjadi selama lima tahun berturut-turut. Kini, jumlah tenaga kerja asing ini sudah mencapai 2,09% dari populasi Jepang.

Para pendatang ini sebagian besar dari negara Asia lain. Di mana China menjadi menyumbang imigran terbesar, diikuti oleh Korea Selatan dan Vietnam.

"Kami pertama kali mulai melihat peningkatan warga negara asing yang tinggal di Jepang secara bertahap sekitar 30 tahun yang lalu, tetapi telah meningkat dalam 10 tahun terakhir," kata Masataka Nakagawa, peneliti senior di National Institute of Population.

"Jumlah tenaga kerja asing sempat turun sekitar tahun 2010 karena krisis ekonomi global, dan efek bencana gempa bumi dan tsunami di timur laut Jepang pada tahun berikutnya. Tetapi jumlahnya kembali bertambah sejak saat itu," lanjutnya.

Baca Juga: Jepang dan AS kemungkinan menjalin kesepakatan perdagangan pada September mendatang

Peningkatan jumlah orang asing terjadi saat Jepang mengalami penurunan populasi yang stabil. Pada awal 2019, jumlah warga Jepang mencapai 124.776.364 jiwa atau turun 433.239 jiwa dari tahun sebelumnya. 

Catatan tersebut merupakan penurunan selama sepuluh tahun berturut-turut, sekaligus penurunan terdalam sejak data statistik pertama kali disusun pemerintah Jepang pada tahun 1968.

Di tahun 2018, tercatat ada 921.000 kelahiran alias untuk tiga berturut-turut selalu di bawah satu juta kelahiran. Sebaliknya ada 1.363.564 orang meninggal di tahun lalu.

Menurut peneliti di Universitas Tohoku, jika populasi terus menurun seperti saat ini, masyarakat Jepang akan punah pada 16 Agustus 3766.

Baca Juga: Bursa Asia tergelincir mengikuti jejak Wall Street

Sementara itu, jumlah penduduk asing diperkirakan akan meningkat dengan peraturan ketenagakerjaan baru yang mulai berlaku pada bulan April lalu. Dengan kekurangan tenaga kerja yang akut, Jepang akan mengizinkan lebih banyak orang asing untuk tinggal dan bekerja di Jepang.

Meskipun ada persyaratan yang cukup ketat bahwa para pendatang harus kembali ke negara asal mereka pada akhir masa kontrak kerja. 

“Banyak dari mereka adalah pelajar yang tinggal selama beberapa tahun dan bekerja secara paruh waktu. Namun pemerintah mengubah undang-undang pada awal tahun ini untuk memungkinkan pekerja asing yang memenuhi syarat untuk mulai melamar pekerjaan di beberapa sektor tertentu,” Kata Nakagawa.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×