kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Presiden AS Donald Trump mengancam akan meninggalkan kesepakatan dagang dengan China


Jumat, 01 Maret 2019 / 09:53 WIB
Presiden AS Donald Trump mengancam akan meninggalkan kesepakatan dagang dengan China


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan meninggalkan perjanjian perdagangan dengan China jika hasilnya tak cukup menggembirakan.

Amerika Serikat dan China akan memberlakukan tarif impor yang lebih tinggi untuk barang-barang senilai ratusan miliar dollar yang mengakibatkan pasar keuangan dan rantai pasok terganggu.

"Saya tidak pernah takut untuk pergi dari kesepakatan. Dan saya akan melakukannya dengan China juga, jika tidak berhasil," jelas Trump di Hanoi seperti dikutip Reuters.

Amerika Serikat telah bersiap menaikkan tarif impor China senilai US$ 200 miliar dari 10 menjadi 25% pada 1 Maret jika tak ada kesepakatan yang dicapai pada perundingan pekan lalu. Namun, pada  Minggu, Trump mengumumkan akan menunda kenaikan tarif impor tersebut karena ada kemajuan dalam perundingan dagang dengan pejabat China.

Sejak itu, pejabat administrasi Trump telah menawarkan beberapa detail pada perundingan.

"Kemajuan minggu lalu sangat fantastis," ujar penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow.

Sebaliknya, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer menyatakan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan perundingan dagang dengan China, sehingga terlalu dini untuk memprediksi hasil pembicaraan.

Dia juga menambahkan AS perlu mempertahankan ancaman tarif impor China selama bertahun-tahun.

Lighthizer mengatakan AS sedang mencari kesepakatan yang melarang China mendevaluasi mata uangnya secara kompetitif sebagai bagian dari pembicaraan perdagangan, menyusul manupulasi yuan selama ini.

Kudlow menambahkan, China perlu melaporkan intervensi apapun di pasar valuta asing.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×