Sumber: Al Jazeera,Channel News Asia,Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID -Â KYIV. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Selasa (1/2) menggambarkan serangan Rusia di Kota Kharkiv sebagai kejahatan perang, dan dia menegaskan, mempertahankan Kyiv adalah prioritas utama.
"Serangan terhadap Kharkiv adalah kejahatan perang. Ini adalah terorisme negara dari pihak Rusia," kata Zelenskyy dalam sebuah pernyataan video, seperti dikutip Channel News Asia.
Alun-alun Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, pada Selasa (1/3) menjadi sasaran tembak artileri dan roket pasukan Rusia yang maju, yang menghantam gedung pemerintah setempat.
Kharkiv juga menjadi target pasukan Rusia sejak Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina Kamis (24/2) pekan lalu.
Baca Juga: PBB: 136 Warga Sipil Tewas Termasuk 13 Anak dalam Serangan Rusia di Ukraina
"Kharkiv dan Kyiv sekarang menjadi tujuan terpenting Rusia. Teror itu bertujuan untuk menghancurkan kami dan menghancurkan perlawanan kami," ungkap Zelenskyy.
"Mereka maju di ibu kota dengan cara yang sama seperti di Kharkiv. Inilah mengapa pertahanan ibu kota saat ini menjadi prioritas utama negara," tambahnya.
Menurut Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Anton Herashchenko, sedikitnya 10 orang tewas dan 35 lainnya terluka dalam serangan roket oleh pasukan Rusia di pusat Kota Kharkiv.
"Reruntuhan sedang dibersihkan dan akan ada lebih banyak korban dan luka-luka," ujarnya, seperti dilansir Al Jazeera.
Baca Juga: Inggris: Putin Bisa Hadapi Tuntutan Kejahatan Perang atas Invasi ke Ukraina
Korban tewas pada Selasa (1/3) itu terjadi setelah setidaknya 11 orang tewas pada Senin (28/2) oleh serentetan serangan roket Rusia sebelumnya di Kharkiv, menurut pejabat Ukraina.
Sedikitnya, 136 warga sipil tewas, termasuk 13 anak-anak, dan 400 lainnya terluka sejak Rusia menginvasi Ukraina, Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) mengungkapkan pada Selasa (1/3).
"Jumlah korban sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi," kata Liz Throssell, juru bicara OHCHR, yang menambahkan, 253 dari korban berada di Wilayah Donetsk dan Lugansk di Ukraina Timur, seperti dikutip Reuters.