Sumber: KONTAN | Editor: Syamsul Azhar
TOKYO. Sektor manufaktur Jepang berlari kencang sepanjang November. Di bulan tersebut, output manufaktur mencetak rekor pertumbuhan tertinggi selama satu semester terakhir. Produksi manufaktur tumbuh 2,6% per bulan selama November, lebih tinggi daripada pertumbuhan bulanan untuk Oktober, yaitu 0,5%.
Peningkatan produksi manufaktur yang diumumkan Departemen Perdagangan Jepang, Senin (28/12) , juga lebih tinggi daripada perkiraan pelaku pasar finansial. Dalam survei Bloomberg, rata-rata prediksi pertumbuhan dari 24 ekonom adalah 2,5%.
Jika membaca laporan Departemen Perdagangan Jepang, pertumbuhan output manufaktur Negeri Sakura itu bakal berlanjut. Korporasi yang menjadi responden survei menyatakan akan menaikkan produksi sebesar 3,4% di Desember, dan 1,3% di bulan pertama tahun 2010.
Laju produksi yang cepat di bulan November menipiskan kerisauan tentang kemampuan ekonomi Jepang bangkit dari resesi. Kecemasan itu muncul setelah hasil survei belanja modal perusahaan dipublikasikan akhir bulan lalu.
Dalam survei yang disponsori Pemerintah Jepang itu, sektor korporasi menyatakan bakal memangkas belanja modal hingga akhir Maret 2010. "Sektor manufaktur akan menghindarkan Jepang dari double-dip recession," ujar Hioraki Muto, Ekonom Senior di Sumitomo Mitsui Asset Management.
Penyebab utama peningkatan produksi pabrikan Jepang adalah tingginya permintaan dari China dan negara berkembang. "Ekspor masih menjadi lokomotif produksi manufaktur," ujar Shunsuke Saito, ekonom di Dai-Ichi Life Research.
Perusahaan manufaktur yang menikmati pertumbuhan permintaan tinggi di China dan emerging market seperti produsen mobil Subaru, Fuji Heavy, dan Suzuki Motor.
Fuji Heavy menargetkan penjualan 15.000 unit di China tahun depan. Sedang Suzuki ingin menggenjot penjualan mobil mini di negara berkembang, seperti Pakistan.
Domestik lesu
Pertumbuhan produksi memang belum mampu mengangkat konsumsi domestik. Data yang dipublikasikan Pemerintah Jepang memperlihatkan, penjualan ritel di pasar lokal selama November merosot 1% dibandingkan tahun sebelumnya.
Penurunan daya beli itu tidak lepas dari merosotnya tingkat upah masyarakat Jepang. Rata-rata pendapatan penduduk Jepang telah merosot selama 17 bulan terakhir. Akibatnya, indeks kepercayaan konsumen di November merosot, untuk pertama kalinya tahun ini.