kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Produsen Chip Dilanda Kekhawatiran Penurunan Permintaan Semikonduktor Global


Minggu, 11 September 2022 / 14:34 WIB
Produsen Chip Dilanda Kekhawatiran Penurunan Permintaan Semikonduktor Global
ILUSTRASI. Saham-saham produsen cip tertekan kekhwatiran penurunan permintaan semikonduktor secara global.REUTERS/SAVITA KIRLOSKAR/FILES


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham produsen cip tertekan kekhawatiran penurunan permintaan semikonduktor global akibat inflasi tinggi. Prospek Samsung di semester II ini juga suram dan tidak terlihat momentum pemulihan di 2023. Selain itu, Micron Tech dan Nvidia juga memperkirakan penjualan akan melemah.

Dilansir dari Bloomberg, Indeks Semikonduktor Philadelphia mencatatkan penurunan 11% selama empat minggu terakhir, kinerjanya di bawah penurunan 7% di Nasdaq 100,  seperti Nvidia yang mencapai posisi terendah di 2022.

Investor khawatir bahwa penurunan pesanan yang telah mengganggu pembuat chip memori dan komponen lain yang digunakan dalam komputer pribadi dapat menyebar ke seluruh industri semikonduktor. Terlepas dari rebound 4% pada Indeks Nasdaq 100 minggu ini, saham teknologi memang sudah berada di bawah tekanan dari kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve untuk menekan inflasi.

Baca Juga: Amerika Serikat Batasi Investasi di Perusahaan Teknologi China

"Ada kekhawatiran yang jelas bahwa siklus semikonduktor mulai berubah negatif dan permintaan melambat. Jika resesi menjadi lebih dalam, lebih lama, dan lebih luas, maka teknologi juga akan berkinerja buruk," kata Jason Benowitz, manajer portofolio senior di Roosevelt Investment Group.

Aksi jual sejak pertengahan Agustus adalah pembalikan dari dua bulan lalu, ketika saham teknologi memimpin kenaikan di S&P 500 di tengah optimisme bahwa inflasi berkurang, situasi yang diyakini para pedagang akan memungkinkan Fed untuk secara fleksibel memperlambat kenaikan suku bunga. Optimisme itu pun ditekan oleh gubernur bank sentral Jerome Powell pada 26 Agustus, yang menolak gagasan bahwa hal tersebut akan segera berbalik arah.

Samsung Electronics Co menambah kekhawatiran minggu ini setelah seorang eksekutif senior pembuat chip terbesar di dunia mengatakan prospek Samsung di paruh kedua tahun ini suram dan tidak melihat momentum untuk pemulihan pada 2023. Hal tersebut mengikuti perkiraan penjualan dari perusahaan seperti Micron Technology Corp dan Western Digital Corp yang melemah.

Semikonduktor membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan proses manufaktur yang kompleks, dan pembeli chip khawatir tentang kekurangan rantai pasokan baru setelah lonjakan permintaan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, menjadikan pesanan industri sebagai indikator permintaan masa depan untuk elektronik dan barang lainnya.

Nvidia juga telah kehilangan lebih dari setengah nilai pasarnya tahun ini di tengah penurunan saham dengan valuasi yang tinggi. Namun, perusahaan riset Wanda mengatakan pada hari Rabu bahwa saham tersebut tetap menjadi favorit di antara investor ritel, yang telah membeli lebih dari US$600 juta selama dua minggu terakhir.

Sementara itu, analis telah menurunkan perkiraan keuntungan untuk perusahaan semikonduktor dari sektor lainnya di industri teknologi. Penghasilan untuk perusahaan terkait chip di S&P 500 diperkirakan akan stagnan pada tahun 2023, turun dari perkiraan pertumbuhan 12% tiga bulan lalu, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Sebaliknya, laba di segmen teknologi informasi yang lebih luas diperkirakan akan naik 6%, atau turun dari 11% pada periode yang sama.

Baca Juga: Pemerintah AS Minta Nvidia Hentikan Penjualan Dua Chip Canggih ke China

Analis Morgan Stanley Joseph Moore mengatakan, bahwa dia melihat tantangan yang semakin besar bagi pembuat chip seiring dengan meningkatnya persediaan.

"Kami mengharapkan setiap sektor menunjukkan penyesuaian persediaan selama 12-18 bulan ke depan," katanya.

Sementara, investor bullish berpendapat bahwa sebagian besar berita buruk yang terjadi sudah diperhitungkan ke dalam saham. Indeks chip dihargai 15 kali lipat dari pendapatan yang diproyeksikan selama 12 bulan ke depan, turun dari angka tertinggi yaitu 24 pada Januari 2021 dan di bawah rata-rata yaitu 16 selama dekade terakhir.

Namun, terakhir kali The Fed memulai kampanye kenaikan suku bunga serupa pada tahun 2018, membuat saham teknologi jatuh, Philadelphia Semiconductor Index mencapai tidak terendah hingga mencapai angka 11.

Christopher Danely dari Citigroup melihat kesejajaran dengan resesi semikonduktor sekitar satu dekade lalu.

"Kami tetap berhati-hati dan melihat penurunan ini mirip dengan yang terjadi pada 2011/2012 karena kontraksi berganda, kontraksi permintaan dan koreksi inventaris," katanya.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×