Reporter: Edy Can, AP | Editor: Edy Can
NEW YORK. Sidney Harman, pendiri Harman International Industries Inc, mulai merambah industri media. Lelaki berusia 91 tahun ini telah setuju membeli majalah Newsweek dari tangan Washington Post Co.
Seperti diketahui, Newsweek tengah berjuang dari jurang kebangkrutan akibat kondisi ekonomi yang suram serta persaingan dengan media online. Sirkulasi dan jumlah iklannya merosot hingga US$ 30 juta tahun lalu. Tahun ini, Newsweek juga bakal kembali menanggung kerugian.
Harman sendiri menolak menjelaskan bagaimana dia akan membiayai majalah tersebut. Yang pasti, dia mengatakan, akan memberi udara segar bagi Newsweek untuk bisa membalikkan keadaan.
Harman berjanji akan mempertahankan sebagian besar karyawan Newsweek yang berjumlah 350 orang. Namun, John Meacham yang menjadi pemimpin redaksi Newsweek sejak 2006 lalu akan mengundurkan diri. Sementara Harman sendiri belum berniat menggantikan Meacham.
Dia juga tidak akan mengubah isi majalah tersebut yang tahun lalu didesain ulang untuk fokus pada laporan mendalam dan analisis agar bisa berkompetisi seperti The New Yorker dan Economist.
Sejatinya, Washington Post yang mengakuisisi Newsweek pada 1961 telah berniat menjual majalah itu sejak Mei lalu. The Post kemudian mengupah Allen & Co. untuk mencari pembeli potensial. Akhirnya, Harman keluar sebagai pemenang. Namun tidak diketahui berapa nilai pembelian itu.
Yang jelas, Harman yang memproduksi produk audio bermerek JBL, Infinity, Harman Kardon dan Mark Levinson mempunyai pendapatan hampir US$ 3 miliar. Produk buatannya dipakai oleh produsen otomotif ternama seperti Daimler AG Mercedes Benz, BMW AG dan Toyota Motor Corp. Lexus.
Harman sendiri telah pensiun sejak 2008 lalu. Dia kini aktif sebagai filantropis.