Reporter: Maria Nugu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINNGTON. Para tentara Amerika Serikat menggunakan aplikasi video asal China yaitu Tiktok sebagai cara baru untuk merekrut pemuda. Aksi variatif tersebut justru membuat Capitol Hill cemas.
Dilansir dari Times, anggota Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schumer mengirim surat kepada Sekretaris Angkatan Darat AS Ryan McCarthy.
Baca Juga: Baru seminggu bebas, jurnalis Turki kembali terancam masuk bui atas tuduhan kudeta
"Saya rasa tentara perlu mengubah teknik perekrutannya untuk menarik minat pemuda Amerika. Saya mendesak untuk mempertimbangkan risikonya terhadap keamanan nasional yang ditimbulkan oleh perusahaan teknologi asal China itu sebelum memilih platform tertentu," tulis surat tersebut.
Schumer mengatakan, para pakar keamanan nasional menyuarakan keprihatinan mereka tentang pengumpulan dan penangan data pengguna TikTok, termasuk informasi pribadi, lokasi dan konten lainnya. Ia mencatat, undang-undang Tiongkok memaksa perusahaan untuk bekerja sama dengan pemerintah dan badan intelijen China.
Letnan Kolonel Audricia Harris, juru bicara McCarthy mengatakan Angkatan Darat AS menyadari akan kekhawatiran terhadap aplikasi video TikTok.
"Kami menangani masalah keamanan dengan serius dan melakukan segala upaya untuk memastikan pasukan kami menjaga informasi pribadi dan hal-hal sensitif lainnya," kata Harris.
Pihak TikTok merespons dengan menyatakan datanya tidak tunduk pada hukum Tiongkok dan tidak menghapus konten berdasarkan sensivitas yang terkait dengan China.
Baca Juga: Kerusuhan meluas, perusahaan keuangan di Hong Kong izinkan karyawan bekerja di rumah
Selain TikTok, Schumer juga meminta badan intelijen agar mengusut risiko keamanan nasional atas platform lainnya milik China.
Masalah ini juga menjadi perhatian bagi Kementerian Pertahanan AS. Letnan Kolonel Uriah Orland, juru bicara Pentagon mengatakan Kementerian Pertahanan tidak memberikan aturan khusus pada media sosial pribadi, namun justru memberikan rekomendasi yang lebih banyak.
"Ancaman yang ditimbulkan oleh media sosial sebenarnya tidak hanya untuk TikTok, meskipun ancaman terbesar ada di TikTok. Personel DoD harus berhati-hati ketika membuat postingan di media sosial," katanya.