Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Presiden Brasil Dilma Rousseff menggelar rapat darurat untuk membahas kekacauan terburuk yang pernah terjadi di negara itu selama dua dekade terakhir.
Sidang darurat kabinet direncanakan diadakan Jumat, 21 Juni. Presiden juga membatalkan lawatan ke Jepang yang sedianya diadakan pekan depan.
Presiden Rousseff pada awalnya memuji para pengunjuk rasa dengan mengatakan, ia bangga terdapat begitu banyak orang berjuang untuk memujudkan Brasil yang lebih baik.
Namun belakangan Dilma Rousseff berusaha menjauhkan diri dari aksi-aksi protes.
Sidang darurat kabinet Brasil diadakan sehari setelah lebih dari satu juga warga mengikuti demonstrasi di berbagai penjuru negeri untuk menentang layanan umum yang buruk.
Untuk pertama kalinya seorang pengunjuk rasa tewas kemarin (21/06). Ia mengendarai mobil dan menerobos barikade di Sao Paulo.
Kekerasan pecah di banyak kota. Unjuk rasa terjadi setidaknya di 100 kota. Pada Kamis malam, kelompok pemrotes berusaha menyerbu Kementerian Luar Negeri Brasil di ibukota Brasilia.
Aparat keamanan berhasil menghadang mereka dengan menggunakan peluru karet dan gas air mata.
Di Rio de Janeiro, sedikitnya 29 orang dilaporkan mengalami luka-luka setelah terjadi bentrokan antara polisi antihuru-hara dan kelompok-kelompok pemuda bertopeng.
Demonstrasi bermula sekitar satu minggu lalu terkait kenaikan tarif transportasi, tetapi sekarang para pengunjuk rasa juga memprotes korupsi dan biaya besar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014.