Reporter: Asnil Bambani Amri, Financial Times | Editor: Asnil Amri
CANBERA. Qantas membatalkan pembelian pesawat Boeing 787 Dreamliner senilai US$ 8,5 miliar. Pembatalan pemesanan pesawat terbaru dari Boeing itu dilakukan karena Qantas menderita kerugian pertama sejak diprivatisasi sejak dua dekade lalu.
Perusahaan penerbangan asal Australia tersebut mencatat kerugian sebelum pajak senilai A$ 349 juta hingga Juni 2012. Kondisi tersebut terjadi karena naiknya harga bahan bakar dan adanya perselisihan hubungan tenaga kerja di perusahaan.
Qantas mengatakan pada Kamis bahwa, mereka telah membatalkan komitmen membeli 35 pesawat Boeing 787-9. "Situasi bisnis berubah signifikan sejak kami memesan tahun lalu,” kata Alan Joyce, chief executive Qantas.
Namun begitu, Joyce menambahkan, Boeing 787 adalah pesawat yang sangat baik bagi perusahaannya dan tetap menjadi bagian penting bagi masa depan Qantas. Pada awal perdagangan saham di Sydney, saham Qantas naik 1,7% menjadi A $ 1,90.