kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rampingkan bisnis, HSBC akan rumahkan 35.000 karyawan dalam tiga tahun ke depan


Selasa, 18 Februari 2020 / 19:07 WIB
Rampingkan bisnis, HSBC akan rumahkan 35.000 karyawan dalam tiga tahun ke depan
ILUSTRASI. Logo HSBC.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. HSBC Holdings akan melepas asetnya senilai US$ 100 miliar dalam rangka merampingkan ukuran bank dan memperbaiki bisnisnya di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Perombakan drastis itu berarti akan ada pemangkasan 35.000 karyawan dalam tiga tahun.

Bank ini memang sudah lama kinerjanya tertekan di bawah kompetitornya. Oleh karena itu, bank ini berupaya jadi lebih ramping dan lebih kompetitif di tengah tantangan perlambatan pertumbuhan di pasar utama, epidemi virus, dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa di saat suku bunga bank rendah.

Baca Juga: HSBC to shed assets worth US$ 100 bilion and slash 35.000 jobs over three years

"Total dari program ini adalah jumlah karyawan akan dipangkas dari 235.000 jadi mendekati 200.000 selama tiga tahun ke depan. Beberapa di antaranya akan dikelola secara alami saat ada yang resign," ungkap Noel Quinn, Kepala Eksekutif Sementara kepada Reuters, Selasa (18/2).

Saat mengumumkan restrukturisasi, Quinn sedang mengikuti audisi untuk jadi CEO tetap HSBC. Pada Agustus 2019 lalu, bank itu menyebut keputusan terkait CEO tetap itu akan diumumkan dalam waktu enam 6 bulan-12 bulan.

Bank dengan aset terbesar di Eropa, yang memperoleh sebagian besar pendapatannya dari pasar Asia, mengatakan laba sebelum pajak perusahaan turun sepertiga menjadi US$ 13,35 miliar pada 2019, jauh di bawah perkiraan rata-rata analis yakni US$ 20,03 miliar.

Penurunan itu terjadi karena hapus buku sebesar US$ 7,3 miliar terkait dengan perbankan global serta pasar dan unit bisnis perbankan komersialnya di Eropa.

Kinerja bank HSBC di AS sudah mengalami tekanan selama bertahun-tahun. Itu sebabnya, bank ini perlu meningkatkan pengembalian di kawasan itu dan akan menutup sepertiga dari 224 cabangnya disana. 

HSBC hanya akan menargetkan klien internasional dan kaya di kawasan tersebut.

Untuk menyederhanakan struktur grup, HSBC mengatakan akan menggabungkan perbankan ritel dan unit bisnis wealth management-nya dengan operasi perbankan swasta global untuk menciptakan salah satu bisnis manajemen kekayaan terbesar di dunia. 

Bank ini juga akan mengurangi penjualan dan cakupan penelitian dalam ekuitas tunai Eropa dengan fokus mendukung transaksi pasar modal.

Meskipun akan menginvestasikan kembali sebagian uang yang diperoleh dari perampingan itu, HSBC berencana untuk menekan biaya ke US$ 31 miliar atau lebih rendah pada tahun 2022. Itu akan didukung oleh rencana pengurangan biaya baru sebesar US$ 4,5 miliar.

Baca Juga: Dampak virus corona, HSBC pangkas pertumbuhan ekonomi China jadi 4,1%

Pengembalian ekuitas berwujud (RoTE), ukuran profitabilitas utama, diharapkan berada di kisaran 10% hingga 12% pada tahun 2022. Bank melaporkan ROTE sebesar 8,4% untuk tahun lalu, turun dari 8,6% pada tahun 2018.

HSBC mengatakan epidemi virus corona yang sedang berlangsung telah secara signifikan berdampak pada staf dan pelanggannya. Wabah tersebut diperkirakan dapat mengurangi pendapatannya bank dalam jangka panjang dan menyebabkan kredit macet meningkat karena rantai pasokan terganggu.

“Jangka panjang, ada kemungkinan bahwa kita dapat melihat pengurangan pendapatan dari pinjaman yang lebih rendah dan volume transaksi, dan kerugian kredit lebih lanjut yang berasal dari gangguan pada rantai pasokan pelanggan,” kata Quinn.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×