kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ratusan massa anti-kudeta yang terperangkap di Yangon akhirnya berhasil keluar


Selasa, 09 Maret 2021 / 11:12 WIB
Ratusan massa anti-kudeta yang terperangkap di Yangon akhirnya berhasil keluar
ILUSTRASI. Gas air mata dan gas pemadam api mengepul di sekitar demonstran dalam lanjutan untuk rasa menolak kudeta militer di?Naypyitaw, Myanmar, 8 Maret 2021.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - YANGON. Para aktivis dan pengunjuk rasa muda penentang kudeta militer Myanmar dilaporkan telah berhasl keluar dari kota Yangon pada hari Selasa (9/3). Sebelumnya ratusan orang ini dijebak oleh pasukan keamanan di distrik Yangon semalaman.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebelumnya juga menyerukan pembebasan semua pengunjuk rasa tanpa kekerasan atau penangkapan. Seruan ini diteruskan melalui kedutaan AS dan Inggris di Myanmar.

Dilansir dari Reuters, pada hari Senin (8/3) kepolisian distrik Sanchaung mengumumkan mereka akan memeriksa semua rumah untuk mencari pengunjuk rasa yang bersembunyi dan akan memberikan hukuman bagi pemilik rumah yang ketahuan menyembunyikan mereka.

Baca Juga: PBB: Sedikitnya 54 orang tewas, militer Myanmar harus berhenti membunuh pendemo

Salah satu aktivis, Shar Ya Mone, mengatakan ia bersembunyi di sebuah gedung dengan sekitar 15 hingga 20 orang lainnya semalaman sebelum akhirnya bisa pulang dengan selamat hari ini.

"Ada banyak tumpangan mobil gratis dan orang-orang menyambut pengunjuk rasa dengan baik. Kami berjanji akan terus berdemontrasi sampai kediktatoran berakhir," ungkap Mone saat dihubungi Reuters.

Pengunjuk rasa lain juga diketahui telah berhasil meninggalkan distrik tersebut sekitar jam 5 pagi setelah pasukan keamanan mundur.

Sebuah kelompok hak advokasi mengatakan sekitar 50 orang telah ditangkap di Sanchaung setelah polisi menggeledah rumah-rumah warga. 

Kudeta militer Myanmar terhadap pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi telah mendorong Myanmar jatuh ke dalam kekacauan. Hingga saat ini, gelombang unjuk rasa anti-kudeta telah menewaskan lebih dari 60 pengunjuk rasa. Pihak keamanan juga menahan lebih dari 1.800 orang sejak kudeta terjadi 1 Februari.

Baca Juga: Singapura minta warga negaranya tinggalkan Myanmar, menyusul situasi kian mencekam

Pada hari Senin, media lokal mengabarkan 3 pengunjuk rasa tewas dalam demonstrasi di Myanmar utara dan Delta Irrawaddydemonstrasi di Myanmar utara dan kawasan Delta Irrawaddy.

Selama lebih dari sebulan setelah kudeta, demonstrasi telah dilakukan setiap hari. Tuntutan yang disampaikan sangat jelas, membebaskan Aung San Suu Kyi dan menghormati hasil pemilu yang dimenangkan oleh partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pada bulan November 2020.

Pihak militer mengambil alih kekuasaan dengan alasan telah terjadi kecurangan dalam pemilu akhir tahun lalu. Tuduhan ini ditolak oleh komisi pemilihan, namun menjanjikan adanya pemilihan ulang yang waktunya belum ditentukan.

Tidak hanya demonstrasi harian, bentuk penolakan atas kudeta juga dilakukan masyarakat dengan melakukan mogok kerja di bank, pabrik, hingga menutup sebagian besar toko di kota Yangon.

Selanjutnya: Aktivis pro-demokrasi Myanmar akan melakukan lebih banyak demo ke junta militer




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×