kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reid Hoffman: Mengukir ulang kesuksesan dot-com


Jumat, 09 Maret 2012 / 06:03 WIB
Reid Hoffman: Mengukir ulang kesuksesan dot-com
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan barang bukti benih lobster saat keterangan pers di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (8/3/2021). ANTARA FOTO/Umarul Faruq/wsj.


Sumber: Harian KONTAN, 16 Februari 2012 | Editor: Catur Ari

Reid Hoffman memupuk kekayaan setelah situs jejaring sosialnya LinkedIn yang berusia delapan tahun, mencatatkan sahamnya di bursa New York pada 19 Mei 2011. Dibanding perusahaan teknologi informasi lain di bursa New York, LinkedIn termasuk istimewa karena masih menunjukkan kenaikan harga saham. Berkat laju harga saham, majalah Forbes mencatat jumlah kekayaan suami Michelle Yee ini melejit mencapai US$ 1,5 miliar per September 2011.

Saat pertama kali diperdagangkan di bursa saham, harga saham LinkedIn ditutup di level US$ 94,25 atau meloncat lebih dari 109% dibanding harga perdananya US$ 45. Sebelum IPO, Hoffman dan tim LinkedIn menilai kapitalisasi perusahaan mencapai US$ 3 miliar. Namun, setelah hari pertama perdagangan, nilai perusahaan telah mencapai US$ 9 miliar.

Di tengah bom situs jejaring sosial, analis Hoover’s, Lee Simmons, seperti dilansir Wall Street Journal menilai, Linkedln beruntung jadi situs jejaring sosial pertama yang melantai di bursa.

Analis melihat, LinkedIn bisa menghapus rasa haus investor yang menginginkan saham perusahaan-perusahaan media sosial terkenal seperti Facebook, Groupin, dan Twitter.

Aaron Levie, Presiden Direktur (CEO) Box.net, sebuah perusahaan layanan penyimpanan data di internet menilai, valuasi Linkedln dan sejumlah perusahaan dot-com yang melakukan aksi korporasi initial public offering (IPO) melambung lantaran mereka memiliki model bisnis yang menjanjikan.

“Potensi pendapatan di masa depan itu bukan janji kosong. Bisnis dot-com zaman sekarang berbeda dengan tahun 1990-an,” ujar Levie, seperti dikutip Associated Press (AP).

Apalagi, LinkedIn merupakan sedikit dari perusahaan yang diizinkan beroperasi di China, dan mendulang jutaan pengguna. Banyak situs lainnya seperti Twitter, Facebook, dan Google tidak diizinkan digunakan di pasar potensial dunia tersebut.

Jika diamati, waktu pencatatan saham Linkedln persis ketika Netscape Communications melakukan IPO pada 1995. Sesudah raksasa internet itu, sejumlah perusahaan dot-com berbondong-bondong masuk bursa. Sebut saja, Webvan Group dan Amazon.com.

Para pialang memprediksi, kesuksesan LinkedIn akan disusul sejumlah perusahaan dot-com. Mereka adalah penyedia situs kupon Groupon pada November tahun lalu dan Zynga yang merupakan penyedia game online terbesar di Facebook pada Desember 2011.

Namun, tidak semua perusahaan dot-com ini beruntung mengalami tren kenaikan harga saham seperti LinkedIn. Sampai Selasa lalu (14/2), LinkedIn telah mengalami kenaikan harga saham 89% dibandingkan sejak IPO.

Sebaliknya, harga saham Groupon masih minus 3,25% dibanding ketika menawarkan harga perdananya US$ 20.

Sedangkan Zynga belum lama melonjak lantaran terbawa euforia pasar terkait rencana IPO Facebook. Harga saham Zynga naik tinggi sebesar 43,5% dari harga awalnya US$ 10.

Meski sempat mengalami penurunan harga saham, LinkedIn berhasil bangkit ketika perusahaan menyebut, berhasil menumbuhkan jumlah pengguna dua kali lipat pada kinerja sepanjang 2011. Analis melihat, Hoffman yang dulu merupakan eksekutif di PayPal ini telah membawa LinkedIn menjadi perusahaan dot-com terkuat di periode 2011-2012.

Bahkan, melihat kinerja saham LinkedIn sejak IPO, pasar melihat, seharusnya Morgan Stanley bisa menetapkan harga saham lebih tinggi dan pengumpulan dana lebih besar dibanding target awal US$ 353 juta. Morgan Stanley ketika itu merupakan pemimpin penjamin emisi IPO LinkedIn.

Harga saham perusahaan berpotensi terus menanjak. Apalagi, perusahaan mencatatkan kinerja yahud di tahun lalu. LinkedIn sepanjang 2011 mencatat pendapatan US$ 167,7 juta atau naik 105% dibanding setahun sebelumnya. Sedangkan laba bersih mencapai US$ 6,9 juta. Hoffman boleh berlega hati, lantaran proyeksi bubble dot-com belum menghinggapi LinkedIn.

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×