CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Reklamasi laut China


Kamis, 02 April 2015 / 11:34 WIB
Reklamasi laut China
ILUSTRASI. Mari memasak menu lezat Ayam Geprek Mangga Muda. Tiru resepnya di bawah ini. Shopee/dapurijo_jkt


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Yudho Winarto

HONG KONG. Perseteruan untuk memperebutkan Laut China Selatan masih panas. China sedang membangun daratan di Johnson South. US Pacific Fleet Commander Adminral Harry Harris mengatakan, reklamasi China ini dilakukan dengan penambahan pasir di Laut China Selatan.

Harris mengatakan, China mengguyurkan pasir dan menambahkannya dengan beton. "China membangun lebih dari 4 kilometer persegi tanah buatan," kata Harris seperti dikutip BBC.

Dalam beberapa bulan terakhir, gambar konstruksi daratan di karang dekat Kepulauan Spartly ini makin kentara. Di daratan artifisial ini, China mengoperasikan buldoser dan kapal keruk.

Menanggapi laporan BBC soal reklamasi ini, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan bahwa langkah ini dapat dibenarkan karena menyangkut kedaulatan China. "Ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi kehidupan dan pekerjaan bagi warga yang ditempatkan di pulau-pulau tersebut," kata Hua.

Selain China, Filipina, Vietnam dan Taiwan mengklaim kawasan Laut China Selatan sebagai wilayah negara masing-masing. Filipina telah melayangkan keluhan ke Pengadilan Arbitrase PBB.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×