Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Mimpi apa Elon Musk semalam. Salah satu miliarder dunia ini kehilangan nilai kekayaannya senilai US$ 16,3 miliar atau setara dengan Rp 241,24 triliun pada Selasa (8/9/2020).
Melansir Bloomberg, kejadian ini merupakan penurunan nilai kekayaan terbesar dalam sejarah Indeks Miliarder Bloomberg. Anjloknya nilai kekayaan Musk terjadi seiring kejatuhan harga saham Tesla Inc.
Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, harga saham produsen mobil listrik itu turun 21% di perdagangan New York - terbesar yang pernah ada - di tengah berita kemitraan antara pesaing Nikola Corp dan General Motors Co. Kabar itu memperdalam aksi jual yang sudah dimulai sejak minggu lalu.
Jeff Bezos dari Amazon.com Inc kehilangan nilai kekayaan sebesar US$ 7,9 miliar pada hari Selasa.
Baca Juga: Rugi ratusan miliar, miliarder Jepang: Saya dibutakan oleh perubahan market
Sementara Zhong Shanshan mencatatkan penambahan nilai kekayaan lebih dari US$ 30 miliar. Hal ini menjadikannya sebagai orang terkaya ketiga di China. Lonjakan harga saham terjadi setelah saham perusahaan air kemasan yang ia dirikan melonjak mengikuti penawaran umum perdana.
Saham Nongfu Spring Co, yang botol tutup merahnya dijual di seluruh China di mana-mana mulai dari kedai makanan kecil hingga hotel kelas atas, melonjak 54% pada debutnya di Hong Kong. Kondisi ini mendorong nilai kekayaan Zhong bertambah menjadi US$ 50,9 miliar.
Baca Juga: Jeff Bezos kembali duduki puncak daftar terkaya Forbes, kekayaan Trump anjlok
Kerugian Musk dan keuntungan Zhong adalah pergerakan terbesar dalam sejarah indeks Bloomberg, tidak termasuk revisi kekayaan bersih untuk perceraian, redistribusi, dan warisan. Penurunan nilai kekayaan Musk bisa saja lebih besar jika dia tidak mengumpulkan opsi tahap ketiganya pada hari Selasa - sekarang bernilai $ 2,2 miliar - terkait dengan paket kompensasi perjalanan ke bulan.
Orang-orang terkaya di dunia telah melihat perubahan besar dalam kekayaan bersih mereka akhir-akhir ini didorong oleh aksi penjualan saham dan pemecahan saham (stock split) untuk menjangkau lebih banyak investor ritel.