Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Jepang mengalami cuaca panas yang cukup ekstrem belakangan ini. Selasa (4/8) kemarin merupakan hari kelima temperatur udara di Jepang menembus 35 derajat celsius di pusat Tokyo. Ini merupakan periode terlama dan merupakan rekor tersendiri.
Alhasil, banyak warga yang harus dilarikan ke rumah sakit akibat menderita heatstroke atau kondisi di mana seseorang kehilangan kesadaran dan mengalami demam akibat temperatur udara panas. Total korban yang harus dilarikan ke rumah sakit mencapai 11.672 orang pada periode 27 Juli hingga 2 Agustus lalu. Jumlah tersebut merupakan rekor terbesar jika dibandingkan tahun 2008.
Menurut data yang dirilis Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Jepang, 25 orang di antara korban tersebut meninggal dunia. Namun, ini baru data awal saja.
Dilihat dari lokasinya, korban terbanyak berasal dari Tokyo sebanyak 1.095 orang. Baru kemudian diikuti oleh Aichi sebanyak 989 orang dan Saitama sebanyak 805 orang.
Jumlah korban cuaca ekstrem tahun ini dua kali lebih banyak dibanding tahun lalu yang hanya mencapai 5.712 orang. Selain itu, mayoritas korban merupakan warga lanjut usia di atas 65 tahun dengan proporsi mencapai 48,7% dari total korban.
Di Tokyo, banyak warga lansia yang meninggal di rumah karena kepanasan dan dilaporkan tidak menggunakan air conditioner. Kondisi serupa juga ditemukan di Nerima Ward.
Terkait kejadian tersebut, Departemen Kebakaran Tokyo mengimbau agar warga tetap tinggal di dalam ruangan yang dingin dengan menggunakan AC dan perangkat lainnya. (Shimbun/ANN)