Sumber: Arab News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Armada Angkatan Laut AS di Timur Tengah kembali menyita ribuan senjata ilegal yang diduga dikirim dari Iran menuju Yaman untuk mempersenjatai militan Houthi.
Melalui akun Twitter resminya, Angkatan Laut AS pada hari Minggu (9/10), mengumumkan telah menahan kapal pengangkut ribuan unit senjata di Laut Arab.
Kepada Associated Press (AP), pejabat militer AS mengatakan bahwa dalam penyelidikan awal diketahui kapal itu berasal dari Iran dan membawa ribuan senjata untuk mempersenjatai Houthi Yaman meskipun ada embargo senjata dari PBB.
Dalam cuitannya, Armada Kelima Angkatan Laut AS mengumumkan senjata yang disita meliputi lusinan peluru kendali anti-tank canggih buatan Rusia, 1.000-an senapan serbu Tipe 56 Cina, 100-an senapan mesin PKM, senapan sniper & peluncur granat, beserta kelengkapan lainnya.
Laid out on the deck of @USSMonterey
Cache of seized weapons included: dozens of advanced Russian-made anti-tank guided missiles; 1000s of Chinese Type 56 assault rifles; 100s of PKM machine guns, sniper rifles & rocket-propelled grenades launchers. Plus advanced optical sights pic.twitter.com/U00EB74XEf — U.S. 5th Fleet (@US5thFleet) May 8, 2021
Baca Juga: Masuki Ramadhan, Yaman berjuang hadapi krisis kemanusiaan terburuk dalam 100 tahun
Penyitaan semacam ini bukan hal baru mengingat perang di Yaman telah berlangsung selama bertahun-tahun, menjadi salah satu krisis kemanusiaan dan keamanan terburuk di dunia.
Ironisnya, penyitaan hari Minggu terjadi di tengah upaya AS dan beberapa pihak lain untuk mengakhiri konflik. Ribuan senjata yang ditemukan cukup menunjukkan bahwa kata damai masih sangat jauh untuk dicapai.
Pengiriman senjata berhasil digagalkan oleh kapal penjelajah AS USS Monterey dalam operasi yang dimulai Kamis (6/5) di bagian utara Laut Arab di lepas pantai Oman dan Pakistan.
Kapal pengangkut diidentifikasi tanpa tanda kewarganegaraan dan merupakan jenis kapal tradisional ala Timur Tengah. Sebagian besar senjata terbungkus plastik hijau di bawah dek.
Baca Juga: AS dan Israel mulai khawatirkan ancaman drone dan rudal dari Iran