Sumber: Reuters | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -MELBOURNE. Rio Tinto memengumumkan pemberitahuan force majeure kepada beberapa pelanggan bijih besi pada Jumat (29/3) karena kerusakan dari siklon tropis Veronica, yang melanda Australia Barat awal pekan ini.
Force majeure itu diketahui setelah sebuah perusahaan memberi tahu pihak rekanan bahwa mereka tidak dapat melakukan kewajiban berdasarkan kontrak karena keadaan di luar kendali perusahaan.
Perusahaan itu tidak mengatakan produk spesifik mana yang dipengaruhi oleh force majeure, tetapi pemberitahuan itu mengatakan Rio Tinto memberitahu bahwa ada kerusakan yang terjadi di fasilitas pelabuhan Cape Lambert A dan sedang bekerja dengan pelanggannya untuk meminimalkan gangguan pada pasokan.
"Operasi kereta api dan pengiriman di terminal Cape Lambert B dan pelabuhan Dampier telah dimulai lagi dan sedang meningkat, katanya dikutip dari Reuters, Jumat (29/3).
Cape Lambert A adalah terminal bijih besi yang mampu memuat lebih dari 85 juta ton per tahun. Pelabuhan ini terletak di pantai barat laut Australia Barat.
Pelabuhan Cape Lambert A terutama memuat produk bijih besi dari Hamersley Iron Yandicoogina (HIY) dan tambang Robe River. Pada tahun 2018, Rio Tinto mengirimkan 57,4 juta ton produk HIY dan 32 juta ton produk Robe River.
Rio Tinto mengatakan akan memberikan pembaruan dalam tinjauan operasi kuartal pertama pada 16 April.