CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Risiko resesi memaksa Bank of Japan untuk fokus pada pemulihan ekonomi


Selasa, 18 Februari 2020 / 13:50 WIB
Risiko resesi memaksa Bank of Japan untuk fokus pada pemulihan ekonomi
ILUSTRASI. Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda.


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Kejatuhan ekonomi yang meluas akibat wabah virus corona dan konsumsi yang melemah memaksa Bank of Japan untuk mengirim sinyal kuat bahwa mereka cenderung tidak lagi mengejar target inflasi 2%, menurut sumber yang akrab dengan permasalahan ini.

Mengutip Reuters, Selasa (18/2), sumber Reuters mengatakan, setelah bertahun-tahun mencoba menaklukkan deflasi dengan menetapkan tujuan harga yang ambisius, memudarnya prospek pemulihan ekonomi dan berkurangnya perangkat kebijakan membuat Bank of Japan lebih terbuka untuk mengakui bahwa yang terbaik yang bisa dilakukan adalah menjaga ekonomi tetap bertahan.

Baca Juga: BOJ keeps policy steady, nudges up economic growth forecasts

Kebutuhan untuk melindungi ekonomi Jepang dari penurunan tajam menjadi tugas yang lebih mendesak bagi BOJ, terutama karena risiko eksternal seperti perang dagang AS-China dan wabah virus corona di China melemahkan kemampuannya untuk menciptakan siklus pertumbuhan yang baik.

"Meskipun target inflasi tetap sangat penting, fokus kebijakan BOJ telah bergeser ke arah menjaga ekonomi pada jalur pemulihan yang berkelanjutan," ujar salah satu sumber tersebut seperti dikutip Reuters.

Ekonomi Jepang turun dalam laju tercepat selama enam tahun pada kuartal yang berakhir Desember karena pelemahan konsumsi.

Beberapa analis melihat Jepang terjerumus ke dalam resesi lantaran wabah virus corona mengganggu rantai pasok dan menghantam industri pariwisata.

Yang memperburuk masalah adalah kenaikan harga barang dan jasa yang pernah dilihat BOJ sebagai tanda kemajuan, tetapi sekarang justru dilihat sebagai penghambat konsumsi domestik di tengah tekanan global yang semakin intensif.

Untuk satu hal, harga-harga didorong oleh perusahaan-perusahaan yang mengeluarkan biaya tenaga kerja dan material yang lebih tinggi kepada konsumen, daripada dorongan inflasi yang mencerminkan meningkatnya permintaan.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×