kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Risiko resesi memaksa Bank of Japan untuk fokus pada pemulihan ekonomi


Selasa, 18 Februari 2020 / 13:50 WIB
Risiko resesi memaksa Bank of Japan untuk fokus pada pemulihan ekonomi
ILUSTRASI. Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda.


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

Permintaan yang kurang menjadi masalah abadi di Jepang dan satu yang telah dicoba oleh pembuat kebijakan untuk diatasi selama beberapa dekade, namun sebagian besar gagal.

BOJ telah melonggarkan target inflasi 2% setelah bertahun-tahun stimulus besar-besaran hanya berhasil menaikkan sebagian inflasi bahkan ketika ekonomi berada dalam kondisi yang baik.

Sekarang, ketika ekonomi melambat dan menghadapi gangguan bisnis akibat virus corona, pembuat kebijakan bank sentral mengalihkan perhatian mereka lebh jauh dari tujuan inflasi, kata sumber tersebut.

Baca Juga: BOJ cuts economic view on three regions, stays cautiously optimistic

Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda dan eksekutif BOJ lainnya tidak lagi menekankan kesiapan mereka untuk mencapai target inflasi. Sebaliknya, mereka mengatakan BOJ akan dengan sabar mempertahankan stimulus saat ini untuk menangkis risiko pemulihan Jepang.

"Kita perlu mempertimbangkan langkah-langkah kebijakan moneter jika wabah virus corona secara signifikan mempengaruhi ekonomi Jepang," kata Kuroda dalam sebuah wawancara surat kabar.

Ekonomi Jepang terhenti pada periode Juli-September tahun lalu karena perang dagang AS-China merugikan ekspor. 

Kenaikan pajak penjualan mengurangi konsumsi pada kuartal berikutnya, menghancurkan harapan BPJ bahwa permintaan domestik yang kuat akan mengimbangi kelemahan ekspor.

Pengeluaran rumah tangga terpukul karena semakin banyak perusahaan menaikkan harga bertepatan dengan kenaikan pajak untuk meneruskan kenaikan biaya tenaga kerja kepada konsumen.

Coca-Cola Bottlers Japan Holdings Inc tahun lalu menaikkan harga minuman soda botol untuk pertama kalinya dalam 27 tahun, sementara Calbee Inc menaikkan harga beberapa makanan ringan dan Nissin Food Products untuk mie cupnya.

Bank sentral merilis riset tahun lalu dengan alasan bahwa tingkat inflasi optimal bisa lebih rendah dari 2%, dalam tanda lain BOJ diam-diam mundur dari desakannya untuk mencapai target inflasi.

"Pendekatan BOJ saat ini adalah untuk mendukung pertumbuhan dengan harapan bahwa inflasi pada akhirnya akan meningkat," kata sumber kedua.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×