Sumber: Money Wise | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam wawancaranya dengan YouTuber keuangan pribadi, Sharan Hegde, Robert Kiyosaki, penulis terkenal Rich Dad Poor Dad, mengungkapkan bahwa ia memiliki 15.000 rumah.
Kiyosaki menjelaskan bahwa strategi di balik kesuksesannya dalam berinvestasi properti adalah dengan memanfaatkan utang. Ia menekankan bahwa, “Saya menggunakan utang untuk membeli rumah, dan saya tidak membayar pajak.”
Pendekatan ini merupakan bagian dari strategi umum yang digunakan oleh banyak investor real estat, di mana mereka memanfaatkan uang pinjaman untuk membeli aset lebih banyak daripada yang bisa mereka beli dengan dana pribadi mereka.
Baca Juga: Aset Robert Kiyosaki Ini Capai All-Time High! Bukan Bitcoin, Emas, atau Perak
Mengapa Utang Bisa Menguntungkan?
Dengan menggunakan utang untuk membeli rumah, investor real estat dapat memaksimalkan potensi keuntungan mereka. Suku bunga pinjaman hipotek dapat dikurangkan dari pajak penghasilan, yang pada gilirannya mengurangi beban pajak keseluruhan.
Selain itu, pengeluaran lain seperti pajak properti, asuransi properti, dan biaya perawatan properti juga dapat dikurangkan sebagai pengeluaran bisnis. Dengan cara ini, investor tidak hanya dapat memperoleh properti lebih banyak tetapi juga mengurangi biaya operasional dan kewajiban pajak mereka.
Namun, strategi ini perlu dilakukan dengan hati-hati. Sebagai langkah bijak, disarankan untuk bekerja sama dengan penasihat keuangan guna memastikan bahwa keputusan investasi yang diambil tidak menimbulkan risiko finansial yang tidak terkelola.
Baca Juga: Toyota, Honda, dan Nissan Hengkang dari Pasar AS, Robert Kiyosaki Beri Peringatan Ini
Aset vs. Kewajiban: Apa yang Dimaksud Kiyosaki?
Kiyosaki juga menekankan perbedaan antara rumah pribadi dan properti penghasil pendapatan. Menurutnya, rumah pribadi bukanlah sebuah aset. Ia menjelaskan, “Jika itu memasukkan uang ke dalam saku saya, itu adalah aset. Jika rumah saya mengeluarkan uang dari saku saya, itu adalah kewajiban.”
Dalam hal ini, rumah tinggal seringkali dianggap sebagai kewajiban, karena pemilik rumah harus membayar hipotek, pajak properti, asuransi, dan biaya pemeliharaan yang secara teratur mengeluarkan uang dari kantong mereka.