Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Rubel Rusia menguat dari posisi terendah dalam tiga bulan terhadap euro dan yuan, setelah Presiden Vladimir Putin memenangkan pemilu Rusia. Putin menjadi presiden Rusia dengan masa jabatan paling panjang setelah memenangkan pemilihan presiden yang diadakan pada 15 Maret-17 Maret 2024.
Pria yang kini berusia 71 tahun ini mendapat suara sebanyak 87,8%. Hasil ini melampaui rekor sebelumnya sebesar 77% pada Pemilu 2018. Kandidat lain dari partai Komunis Nikolai Kharitonov hanya mendapat 4% suara.
Posisi berikut ditempati Vladislav Davankov, dan Leonid Slutsky. Kemenangan ini menjadikan Putin sebagai presiden terlama, menyalip Josef Stalin, yang menjabat di era Uni Soviet.
Baca Juga: West Decries Putin's Election Win, China, India Vow Closer Ties
Kemenangan Putin disambut baik oleh pasar. Ini terlihat dari pergerakan rubel yang menguat. Kurs rubel menguat 0,81% terhadap dollar AS menjadi 91,87. Terhadap euro, rubel menguat 0,44% ke 100,28. Rubel juga menguat terhadap yuan sebesar 0,74% menjadi 12,74.
Padahal seminggu menjelang pemilu, rubel melemah dalam. Namun dampak utamanya terhadap pasar saham Rusia diperkirakan terbatas.
"Hasil pemungutan suara sudah diperkirakan dan dianggap memberi kepastian oleh investor," kata Bartosz Sawicki, Analis Pasar Conotoxia fintech seperti dikutip Reuters. Ia menambahkan, isolasi Rusia mengakibatkan tidak ada aliran modal yang menekan pasar.
Alexei Antonov dari Alor Broker mengatakan, pasca Pemilu, pasar bisa mendapatkan dorongan dari investor yang menghindari risiko dengan meningkatkan pembelian aset-aset Rusia. "Hilangnya ketidakpastian politik setelah kemenangan Putin dalam pemilu menjadi faktor pendukung pergerakan pasar saham Rusia pada awal perdagangan," kata Elena Kozhukhova, analis Veles Capital.
Baca Juga: Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik Saat Blinken Kunjungi Korea Selatan
Dalam pidato kemenangan Putin mengatakan, akan menyelesaikan tugas-tugas terkait operasi militer khusus Rusia di Ukraina dan akan memperkuat militer Rusia.