Reporter: Dyah Megasari, BBC, Bloomberg |
LONDON. News Corporation milik Rupert Murdoch membatalkan rencana menguasai seluruh saham milik British Sky Broadcasting Plc (BSkyB).
Pengumuman ini muncul pada saat majelis di parlemen bersiap-siap melakukan pemungutan suara yang berisi imbauan agar Murdoch melakukan itu.
Ketiga pemimpin partai besar mengatakan akan mendukung mosi yang tidak mengikat News Corp secara hukum. Keputusan ini menyusul tuduhan yang keluar berhari-hari mengenai penyadapan telepon oleh anak perusahaan News Corp, News International.
"Kami yakin bahwa akuisisi BSkyB oleh News Corporation akan memberikan manfaat kepada kedua perusahaan itu, tetapi sekarang semakin jelas bahwa terlalu berat untuk meneruskan upaya pembelian dalam iklim saat ini," kata wakil direktur utama News Corp, Chase Carey, dalam satu pernyataan.
Namun Ia menyatakan, News Corporation tetap akan menjadi pemegang saham jangka panjang di BSkyB. “Kami bangga terhadap kesuksesan yang telah dicapai , di mana ada kontribusi kami dalam proses tersebut,” lanjutnya.
Harga saham BSkyB sempat turun hingga 4% setelah pengumuman tersebut. Namun, saham bisa kembali menguat.
Harga saham perusahaan televisi satelit itu turun sekitar 20% setelah sempat memuncak sepekan lalu, dan diperjualbelikan pada tingkat yang belum pernah terjadi sejak News Corp mengumumkan tawarannya bulan Juni tahun lalu.
Seorang juru bicara PM David Cameron menyambut baik berita ini. "Seperti dikatakan perdana menteri, bisnis News Corp harus fokus membersihkan masalah yang mereka alami dan menertibkan diri,” ujar juru bicara tersebut.
Pemimpin Partai Buruh, Ed Miliband, menyebutnya sebagai kemenangan bagi rakyat Inggris yang pernah merasa sedih oleh pembeberan skandal penyadapan telepon dan kegagalan News International mengambil tanggung jawab tersebut.