Sumber: money.cnn | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Pimpinan dunia mengingatkan akan dampak Brexit atawa keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa terhadap perekonomian global.
Menurut para pimpinan G7, kemungkinan warga Inggris untuk memilih untuk hengkang dari Uni Eropa merupakan ancaman serius bagi pertumbuhan ekonomi.
Seperrti yang diketahui, warga Inggris akan melakukan referendum pada 23 Juni mendatang untuk menentukan apakah mereka memilih tinggal atau keluar dari Uni Eropa. Berdasarkan sejumlah hasil polling, masih belum jelas apa yang akan dipilih warga Inggris karena banyak dari mereka yang belum menentukan pilihan.
"Pilihan untuk keluar akan bertentangan dengan tren ekonomi menuju perdagangan dan investasi global yang lebih luas, serta lapangan pekerjaan yang diciptakan," demikian bunyi deklarasi pimpinan G7 pada pertemuan di Jepang.
Pimpinan G7 juga mengingatkan bahwa ada potensi guncangan lain yang dapat memukul pertumbuhan ekonomi global. Sebut saja konflik geopolitik, terorisme, dan arus migran.
Namun, para pemimpin tidak mengumumkan kebijakan spesifik untuk memperbaiki segala sesuatunya.
"Kami siap untuk merespons segala ancaman melalui kebijakan yang diperlukan untuk mengerek pertumbuhan jangka menengah dan jangka panjang," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Pimpinan G7 terdiri atas negara-negara dengan perekonomian utama dunia, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dan Inggris.
Sebelumnya, pada bulan lalu, Presiden AS Barack Obama sudah mendesak agar Inggris tetap menjadi anggota Uni Eropa. Dia mengingatkan, skenario Brexit akan menempatkan Inggris berada dalam antrian paling belakang untuk perjanjian perdagangan dengan AS.
Selain itu, organisasi internasional lain, seperti Badan Moneter Internasional, juga memprediksi kerusakan dari Brexit, khususnya bagi ekonomi Inggris.
Namun, sekelompok ekonom yang pro-Brexit menampik hal itu. Mereka bilang, dengan meninggalkan Uni Eropa, perekonomian Inggris akan melaju 4%.
Saat ini, para investor sudah cemas. Kondisi ini juga menyebabkan nilai tukar poundsterling melorot dibanding dengan mata uang utama dunia lainnya.