Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Setelah harga sahamnya anjlok, Johnson & Johnson mengumumkan akan melakukan pembelian kembali saham di pasar atau buyback. Tak tanggung-tanggung, perusahaan farmasi yang tengah tersandung kasus bedak bayi ini mengatakan akan melakukan buyback senilai US$ 5 miliar atau Rp 72,41 triliun.
Anggaran buyback tersebut terbilang tak cukup membuat impas valuasi saham J&J yang hilang US$ 40 miliar ketika jatuh kemarin akibat isu adanya kandungan asbes di bedak bayi produksinya, dan berpotensi menyebabkan kanker. Namun, dapat membangkitkan kepercayaan investor.
Saham J&J merosot 3% pada Senin (17/12), melanjutkan penurunan tajam 10% pada Jumat.
Manajemen J&J mengatakan, tidak ada batas waktu dalam aksi korporasi buyback ini. Perusahaan juga bisa menghentikan langkah ini jika sudah dirasa cukup.
Pamor J&J jatuh setelah Reuters memberitakan bahwa perusahaan, sejak tahun 1971 mengetahui ada kandungan asbes yang berbahaya dalam produk bedak bayi tabur Johnson Baby.
Manajemen J&J menampik, bahwa sikap J&J yang mengetahui atau menyembunyikan informasi mengenai kandungan asbes tersebut, tidaklah benar.
Chief Executive J&J Alex Gorsky dalam cuplikan wawancara dengan CNBC menampik tuduhan tersebut. "Kami benar-benar percaya bahwa bedak tabur kami tidak mengandung asbes," katanya.
Kontribusi bedak tabur hanya menyumbang kurang dari 0,5% dari pendapatan J&J yang mencapai US$ 76,5 miliar pada tahun lalu. Tapi, bedak ini telah menguasai pangsa pasar bedak bayi selama lebih dari 100 tahun.