Sumber: Bloomberg |
LONDON. Saham-saham Eropa kembali terpeleset untuk kedua kalinya dalam dua hari ini seiring dengan spekulasi investor bahwa pendapatan mereka bakalan lebih ciut. Harga komoditi yang menurun mendorong saham-saham pertambangan dan minyak kembali anjlok.
Swiss Life Holding loyo 20% setelah mereka menunda target perolehan laba. BHP Billiton Ltd., perusahaan minyak terbesar, meluncur 6,9% seiring dengan harga tembaga yang juga terjun ke level yang terendah sepanjang tiga tahun ini. BG Group Plc terjungkal 5,4% seiring dengan harga minyak yang diperagangkan dibawah US$ 57 per barel.
Dow Jones Stoxx 600 Index merosot 3,2% menjadi 205,33, membikin angka kehilangan tahun ini menjadi lebih besar, 44%. Credit Suisse Group AG dan Deutsche Bank AG memimpin saham-saham perbankan untuk lebih anjlok, turun sedikitnya 7% bersamaan dengan Treasury Secretary Henry Paulson berencana untuk membeli aset properti yang nilainya sudah jeblok.
"Kami masih prihatin dengan perlambatan perekonomian yang kian meluas," kata Richard Batty, global investment strategist Standard Life Investments di Edinburgh. Ia mengimbuhkan, "Saat ini merupakan situsi yang sangat sulit. Saham-saham yang bergantung pada pertumbuhan ekonomi akan bergerak naik-turun dan berada di bawah tekanan."
Gubernur Bank of England Mervyn King mengatakan, pembikin kebijakan kini tengah menyiapkan untuk memangkas suku bunganya kembali. Mereka melihat pengguntingan suku bunga ini perlu untuk mencegah resesi. Bank sentral ini telah memotong suku bunganya sebesar 1,5% pada 6 November lalu ke level yang terendah sejak 1955.
Indeks acuan nasional jatuuh di 17 dari 18 pasar Eropa Barat. FTSE 100 di Inggris merosot 1,5%. DAX Jerman tergelincir 3% setelah pada awalnya sempat naik sebesar 2,4%. CAC 40 Perancis kehilangan 3,1% kendati pada awalnya sempat merangsek naik sebesar 2,2%.
Indeks RTS Rusia juga harus rela membuang 13% sebelum akhirnya perdagangan dihentikan untuk sementara saat credit default swap pemerintah Rusia melompat 103% 103 basis poin menjadi 7,17%.