Reporter: Femi Adi Soempeno |
NEW YORK. Saham-saham semakin tenggelam kendati pemangkasan suku bunga acuan dilakukan oleh Bank of England dan European Central Bank.
Di New York, Dow Jones Industrial Average anjlok 443,2 poin atau 4,9%. Penurunan ini sedikit sama dengan penurunan di hari sebelumnya, Rabu (5/11) sebesar 486 poin.
Di Eropa, FTSE 100 London ditutup dengan letoi 5,7%. Sementara itu Dax Frankfurt juga terjun 6,8% dan Cac 40 Paris tergelincir 6,4%.
Suku bunga acuan dipotong untuk mendorong belanja konsumen dan aktivitas bisnis untuk mencegah pelambatan yang berlarut-larut.
"Peristiwa yang luar biasa mensyaratkan tindakan yang luar biasa," kata Stuart Porteous, head of RBS Group Economics, mengomentari keputusan Bank of England' yang memotong suku bunga patokannya 1,5% menjadi 3%.
Sementara itu, European Central Bank menggunting suku bunga acuannya 50 poin menjadi 3,25%.
Data perekonomian yang muncul minggu ini menegaskan perlunya pemangkasan suku bunga. Angka-angka yang dirilis hari Rabu (5/11) kemarin menunjukkan bahwa penjualan ritel di Eurozone mengalami penyusutan selama bulan September. Di AS, sektor jasa juga jauh lebih terpuruk dari yang diperkirakan sebelumnya selama bulan Oktober.
Pada hari Kamis (6/11) kemarin, baik Toyota dan Isuzu Motors memangkas prediksi laba tahunan lantaran krisis global ini.
"Kita telah melompat selama seminggu ini, dan saat ini kita sedang kembali ke realitas semula," kata Francis Lun, general manager Fulbright securities di Hong Kong. Ia mengimbuhkan, kendati dunia tengah bereuphoria dengan pemilihan Presiden AS, perekonomian dunia belumlah berubah.
Di New York, Dow Jones Industrial Average anjlok 443,2 poin atau 4,9%. Penurunan ini sedikit sama dengan penurunan di hari sebelumnya, Rabu (5/11) sebesar 486 poin.
Di Eropa, FTSE 100 London ditutup dengan letoi 5,7%. Sementara itu Dax Frankfurt juga terjun 6,8% dan Cac 40 Paris tergelincir 6,4%.
Suku bunga acuan dipotong untuk mendorong belanja konsumen dan aktivitas bisnis untuk mencegah pelambatan yang berlarut-larut.
"Peristiwa yang luar biasa mensyaratkan tindakan yang luar biasa," kata Stuart Porteous, head of RBS Group Economics, mengomentari keputusan Bank of England' yang memotong suku bunga patokannya 1,5% menjadi 3%.
Sementara itu, European Central Bank menggunting suku bunga acuannya 50 poin menjadi 3,25%.
Data perekonomian yang muncul minggu ini menegaskan perlunya pemangkasan suku bunga. Angka-angka yang dirilis hari Rabu (5/11) kemarin menunjukkan bahwa penjualan ritel di Eurozone mengalami penyusutan selama bulan September. Di AS, sektor jasa juga jauh lebih terpuruk dari yang diperkirakan sebelumnya selama bulan Oktober.
Pada hari Kamis (6/11) kemarin, baik Toyota dan Isuzu Motors memangkas prediksi laba tahunan lantaran krisis global ini.
"Kita telah melompat selama seminggu ini, dan saat ini kita sedang kembali ke realitas semula," kata Francis Lun, general manager Fulbright securities di Hong Kong. Ia mengimbuhkan, kendati dunia tengah bereuphoria dengan pemilihan Presiden AS, perekonomian dunia belumlah berubah.