Reporter: Rika Theo, Bloomberg |
AMSTERDAM. Di saat pasar Eropa sedang suram akibat krisis, Unilever bergerak anomali. Sahamnya di bursa Amsterdam melejit hingga mencapai 27,75 euro, harga saham harian tertinggi sejak 19 Januari 1999.
Amunisi bagi lonjakan saham itu tak lain kenaikan pendapatan 5,8% di kuartal kedua. Angka tersebut melebihi prediksi 4,8% dari 32 analis yang disurvei Bloomberg.
Pendapatan dari produk perawatan pribadi menanjak 10% di kuartal II 2012. Sementara pendapatan dari produk perawatan rumah naik 9,6%.
Kenaikan penjualan itu terbantu oleh kenaikan harga produk-produk perusahaan barang konsumen terbesar kedua dunia itu. Sebab, volume penjualan hanya tumbuh 2,2%, lebih kecil dari prediksi analis yang sebesar 2,4%.
Untuk mengatasi pelemahan pasar negara maju, Unilever telah mengenalkan produk-produknya seperti es krim Magnum dan shampoo Clear ke pasar negara berkembang seperti China dan Pakistan.
Chief Financial Officer Jean-Marc Huet mengatakan negara-negara Eropa Selatan seperti Yunani dan Italia hanya menyumbang penjualan di bawah 4%. “Prancis dan Inggris masih berkinerja bagus,” ujarnya dalam konferensi telepon dengan wartawan hari ini (26/7).
Unilever India menampilkan kinerja cemerlang dengan menyumbang 5% pendapatan. Unit tersebut menggandakan laba bersihnya dan mencatat kenaikan penjualan 14$ di kuartal I. Unilever menyatakan penjualan juga kuat di Turki, Indonesia, dan Vietnam.
Penjualan Unilever di negara-negara berkembang sendiri melesat 11%. Sementara penjualannya di Eropa melambat 2,2%.