Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Pada pekan ini, Singapore Airlines akan menghapus penerbangan yang menjadi ikon terbaik mereka. Yakni, penerbangan kelas bisnis ke New York secara non-stop. Ini merupakan penerbangan dengan durasi terlama dunia.
Beberapa alasannya adalah industri penerbangan saat ini tengah tertekan dengan tingginya harga bensin dan berkurangnya permintaan perjalanan premium.
Pembatalan rute langsung yang membawa penumpang dari Changi ke Newark dalam kurun waktu 18,5 jam tersebut mengecewakan banyak pebisnis yang sering bepergian. Kini, mereka harus menghadapi tambahan waktu penerbangan sekitar 6 jam atau lebih.
"Hal ini cukup mengecewakan bahwa penerbangan langsung ke AS sudah tidak tersedia lagi. Saya merasa sangat terbantu dengan adanya penerbangan tersebut. Masalah waktu penerbangan sangat bermanfaat bagi pebisnis," jelas Sheena Mahtani, pebisnis yang sering bepergian ke New York beberapa kali dalam setahun.
Dia menambahkan, selain Singapore Airline, penerbangan SQ via Frankfurt menjadi satu-satunya pilihan saat ini. Namun, waktu penerbangannya lebih lama yakni lebih dari 24 jam.
Menurut para ahli di industri penerbangan, di luar pelayanan yang berbeda dari penerbangan lain dan biayanya yang cukup mahal yakni sekitar US$ 8.800, namun hasil yang didapat maskapai tidak sebanding dengan biaya operasional yang harus mereka keluarkan.
"Di masa tingginya harga bahan bakar seperti saat ini, sangat sulit mendapatkan keuntungan. Meskipun maskapai tersebut memberikan layanan penerbangan kepada penumpang premium," jelas Centre for Asia Pacific Aviation.