kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.591.000   6.000   0,38%
  • USD/IDR 16.340   0,00   0,00%
  • IDX 7.182   11,08   0,15%
  • KOMPAS100 1.058   -1,55   -0,15%
  • LQ45 834   0,83   0,10%
  • ISSI 213   -0,32   -0,15%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 513   2,60   0,51%
  • IDX80 121   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 123   -0,29   -0,24%
  • IDXQ30 141   0,25   0,18%

Scholz Tanggapi Musk: Kebebasan Berbicara Tak Boleh Dukung Ekstrem Kanan


Selasa, 21 Januari 2025 / 22:47 WIB
Scholz Tanggapi Musk: Kebebasan Berbicara Tak Boleh Dukung Ekstrem Kanan
Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan pada Selasa bahwa kebebasan berbicara tidak boleh digunakan untuk mendukung pandangan ekstrem kanan.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  DAVOS. Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan pada Selasa bahwa kebebasan berbicara tidak boleh digunakan untuk mendukung pandangan ekstrem kanan. 

Pernyataan ini disampaikan sehari setelah aksi gestur oleh miliarder Amerika Serikat, Elon Musk, memicu kontroversi selama perayaan pelantikan Donald Trump.

“Kami memiliki kebebasan berbicara di Eropa dan di Jerman. Siapa pun boleh mengungkapkan pendapatnya, bahkan jika ia seorang miliarder. Namun, kami tidak menerima jika kebebasan itu digunakan untuk mendukung pandangan ekstrem kanan,” ujar Scholz di Davos saat menanggapi insiden tersebut.

Baca Juga: Ini Pesan Penting Bos NATO ke Eropa, Apakah Itu?

Gestur Musk selama perayaan pelantikan Presiden Trump menuai kritik di dunia maya, dengan beberapa pihak membandingkannya dengan penghormatan Nazi. Musk menepis kritik tersebut sebagai serangan yang "melelahkan." 

“Malu pada Oaf Schitz,” tulis Musk di platform media sosialnya, X, pada Selasa, disertai cuplikan video Scholz yang berbicara dalam pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia di resor Swiss. Istilah "Schitz" tidak memiliki arti dalam bahasa Jerman. 

Sebelumnya, Musk juga menyebut Scholz sebagai "orang bodoh yang tidak kompeten" yang seharusnya mengundurkan diri setelah insiden serangan mematikan di pasar Natal Jerman. 

Baca Juga: Konfrontasi Rusia-NATO Berpotensi Meningkat, Ini Peringatan Jerman

Selain itu, Musk menggunakan platformnya untuk menunjukkan dukungan kepada partai sayap kanan Alternative for Germany (AfD) menjelang pemilu mendatang di Jerman.

Dukungan Musk terhadap AfD, partai Jerman yang paling mendukung pemerintahan Trump, memicu kemarahan di Berlin. Namun, pemerintah Jerman belum secara tegas memutuskan untuk meninggalkan platform X. 

Komisi Eropa bulan ini menyatakan akan meningkatkan penyelidikan terkait kemungkinan pelanggaran aturan moderasi konten Uni Eropa oleh platform tersebut. 

Undangan Musk untuk mengajak pemimpin AfD, Alice Weidel, dalam diskusi di X juga tengah diawasi Komisi Eropa guna memastikan tidak ada penyebaran informasi yang menyesatkan.

Selanjutnya: Indonesia Fines Google $12 Million for Unfair Business Practices

Menarik Dibaca: Bank BCA Bantu 2.000 UMKM Dapatkan Sertifikat Halal



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×