kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.799   71,00   0,42%
  • IDX 6.280   312,03   5,23%
  • KOMPAS100 897   53,71   6,37%
  • LQ45 709   39,61   5,92%
  • ISSI 194   8,41   4,53%
  • IDX30 374   20,80   5,89%
  • IDXHIDIV20 452   20,46   4,74%
  • IDX80 102   6,00   6,27%
  • IDXV30 107   5,36   5,28%
  • IDXQ30 124   5,83   4,95%

Selangkah lagi, AirAsia terbangi langit India


Rabu, 06 Maret 2013 / 16:16 WIB
Selangkah lagi, AirAsia terbangi langit India
ILUSTRASI. Wah! Ternyata Membelai Tubuh Kucing Memiliki Manfaat Kesehatan


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

NEW DELHI. Proposal investasi AirAsia Bhd mendirikan perusahaan penerbangan di India akhirnya disetujui regulator investasi asal India. Untuk mendirikan perusahaan penerbangan tersebut, AirAsia menggandeng pengusaha lokal dari Tata Group.

Jika terealisasi, AirAsia bakal menjadi operator penerbangan asing asal Asia pertama yang beroperasi di India.  Dalam rencana semula, maskapai asal Malaysia itu meluncurkan maskapai penerbangan regional di India dengan investasi awal 800 juta rupee atau sekitar US$ 15 juta.

AirAsia tertarik hadir di India, karena tumbuhnya perjalanan udara domestik dari tumbuhnya kelas menengah disana. Rencananya, maskapai AirAsia India itu berbasis di kota Chennai, di India selatan. Untuk perusahaan baru itu, AirAsia memiliki saham 49% dan sisanya dimiliki oleh Tata Sons Ltd.

Walaupun sudah mendapat izin dari regulator investasi, AirAsia masih memiliki pekerjaan rumah untuk mendapatkan izin terbang. Perusahaan mesti berjuang untuk mengantongi izin dulu dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara di India.

"Sekarang mereka harus mengambil izin dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara agar bisa mulai beroperasi,” kata Arvind Mayaram, Menteri Urusan Perekonomian India. Sebelumnya, pada hari Rabu, Menteri Penerbangan India, Ajit Singh mengatakan, ia tidak akan menghalangi investasi asing di bisnis penerbangan.

Menurutunya, industri penerbangan India mengalami kemunduran karena tingginya biaya operasional, bukan karena masuknya investor asing. Perlu diketahui, regulator asal India membuka investasi asing untuk sektor penerbangan pada September 2012 dengan maksimum kepemilikan saham 49%.




[X]
×