kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45912,11   2,80   0.31%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sepinya transaksi Wall Street seperti 5 tahun lalu


Kamis, 23 Agustus 2012 / 09:49 WIB
Sepinya transaksi Wall Street seperti 5 tahun lalu
ILUSTRASI. Pemilik SIM harus memperpanjang ke kantor Satpas SIM di Polres Domisili atau lewat Satpas Keliling di titik-titik tertentu. Tribunnews/Jeprima


Reporter: Rika Theo, CNNMoney |

NEW YORK. Agustus selalu menjadi bulan sepi bagi Wall Street sebab para trader menikmati akhir liburan musim panas mereka. Namun, sepinya bursa tahun ini tak normal.

Volume transaksi di bursa Wall Street belum pernah serendah ini sejak September 2007. Rata-rata hanya kurang dari 3,3 juta saham berpindah tangan setiap hari di bulan ini. Volume transaksi itu turun 30% lebih dibandingkan rata-rata transaksi bulan Agustus selama lima tahun terakhir.

Volume tipis yang tak biasanya ini dibarengi dengan kenaikan indeks Dow Jones mendekati level empat tahun tertingginya. Tapi kondisi ini justru menyulut kekhawatiran bahwa kenaikan itu semu. Dan hanya tinggal menunggu waktu sampai pasar terhantam aksi jual besar-besaran.

Meski begitu, para pakar mengatakan investor jangan panik dulu.

“Salah satu pemicu utama reli ini adalah volume yang tipis. Namun volume tipis itu sudah berlangsung beberapa tahun ini dan belum akan berubah dalam waktu dekat. Itu bukan pertanda bahaya ke depan,” tutur Ryan Detrick, Senior Technical Strategist di Schaeffer's Investment Research.

Volume transaksi di bursa New York memang sudah melandai sejak krisis finansial melanda Amerika Serikat. Ini adalah dinamika baru karena investor bursa masih mencoba menyesuaikan diri sampai sekarang.

Di tengah kondisi ini, bursa AS juga kehilangan satu generasi investor. “Investor individu tak mau banyak melakukan apa-apa dengan saham. Mereka keluar dari pasar karena headline-headline yang menakutkan,” jelas Detrick. Maklum, kabar buruk datang bertubi-tubi mulai dari IPO Facebook, kerugian trading JP Morgan, hingga kesalahan sistem perdagangan saham online di Knight Capital.

Alhasil, investor berpikir kinerja bursa saham kian buruk. Detrick juga mengatakan bahwa dana keluar dari reksadana saham.

Pasar tak hanya kehilangan investor individu, tapi juga banyak hedge fund. Mereka yang tersisa di pasar kini banyak beralih ke exchange traded fund (ETF).

“ETF dipilih banyak orang karena mudah untuk diversifikasi dan kebanyakan membeli produk ETF indeks. Ini memangkas volume bursa New York,” kata Lee Munson, pendiri aset manajemen Portfolio.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×