kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setelah mendarat di bulan, Chang'e 5 China berhasil kumpulkan sampel pertama


Rabu, 02 Desember 2020 / 15:31 WIB
Setelah mendarat di bulan, Chang'e 5 China berhasil kumpulkan sampel pertama
ILUSTRASI. Roket Long March-5 Y5 yang membawa pesawat ruang angkasa tanpa awak Chang'e 5 lepas landas dari Pusat Peluncuran Wenchang di Provinsi Hainan, China, Selasa (24/11/2020).


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pesawat luar angkasa tanpa awak China berhasil mengumpulkan sampel pertama pada Rabu (2/12) setelah mendarat di bulan, menambah serangkaian keberhasilan untuk program luar angkasa Beijing yang semakin ambisius.  

Chang'e 5 mendarat tak lama setelah pukul 11 ​​malam pada Selasa (1/11), setelah turun dari pengorbit, menurut Badan Antariksa Nasional China (CNSA), yang merilis gambar lahan tandus di lokasi pendaratan yang menunjukkan bayangan wahana pendarat.

"Chang'e 5 telah mengumpulkan sampel bulan," kata CSNA dalam pernyataan yang disiarkan Xinhua dan dikutip Channel News Asia. Wahana pendarat itu juga berhasil membuka panel surya yang akan memberikannya daya.

Misi Chang'e 5 yang meluncur 24 November lalu dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang di Provinsi Hainan adalah usaha terbaru program luar angkasa China, yang mengirim astronot pertamanya ke orbit pada 2003, memiliki pesawat luar angkasa dalam perjalanan ke Mars, dan pada akhirnya bertujuan untuk mendaratkan manusia di bulan.

Baca Juga: Pesawat ruang angkasa robot China berhasil mendarat di bulan

Rencananya, pendarat Chang'e 5 menghabiskan sekitar dua hari untuk mengebor permukaan bulan dan mengumpulkan 2 kg batu dan puing-puing. Tahap teratas dari misi ini adalah peluncuran kembali ke orbit bulan untuk mentransfer sampel ke kapsul untuk kembali ke Bumi, dan akan mendarat di padang rumput utara China pada pertengahan Desember.

Jika berhasil, ini akan menjadi yang pertama para ilmuwan memperoleh sampel baru batuan bulan sejak misi Luna 24 Uni Soviet pada 1976 silam. 

Harapannya, sampel-sampel itu tersedia bagi para ilmuwan dari negara lain, meskipun tidak jelas berapa banyak akses yang akan Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) miliki, mengingat pembatasan ketat Pemerintah AS pada kerjasama ruang angkasa dengan China.

Dari bebatuan dan puing-puing, para ilmuwan berharap, bisa mempelajari lebih lanjut tentang bulan, termasuk usia tepatnya, serta peningkatan pengetahuan tentang benda lain di tata surya kita.

Selanjutnya: China sukses luncurkan misi satelit tanpa awak ke Planet Mars




TERBARU

[X]
×