Reporter: Dyah Megasari, BBC |
LONDON. Royal Dutch Shell bakal meluncurkan kemudi investasi besar untuk menggeber tingkat produksi yang sempat terjatuh. Raksasa minyak asal Belanda itu akan menyiapkan modal ekspansi sebesar US$ 30 miliar tahun ini. Angka tersebut lebih besar 20% dari anggaran investasi yang digelontorkan tahun lalu.
Pernyataan itu disampaikan Peter Voser, Chief Executive Shell saat paparan kinerja tahunan. Meski tingkat produksi menurun, Shell berhasil menjaring kenaikan laba.
Selama tiga bulan yang berakhir Desember 2011, laba bersih perusahaan minyak ini mencapai US$ 6,5 miliar, 12,3% lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama 2010 yaitu US$ 5,7 miliar.
Sedangkan secara tahun penuh, laba perusahaan yang sudah ada sejak 1907 itu melejit 50% jadi US$ 28,6 miliar. Meski kinerja cemerlang, perusahaan yang bermarkas di London ini juga mengakui margin keuntungan sedikit berkurang di seluruh divisi industri. Produksi minyak dan gas Shell sepanjang 2011 jatuh 3%. Padahal, harga jual minyak tahun itu naik 20%.
Ekonomi global dan pasar energi cenderung berfluktuasi mempengaruhi harga minyak. "Tapi fokus kami tetap pada siklus investasi dan pertumbuhan berkelanjutan," ujar Voser.