Sumber: Bloomberg |
SINGAPURA. Harga minyak menanjak di New York lantaran trader memborong kontrak minyak untuk menutup pertaruhan bahwa harga akan merosot ditengah resesi perekonomian global.
Para trader yang berpartisipasi dalam short position ini, atau bertaruh bahwa harga akan anjlok, membelanjakan future setelah harga minyak untuk pengiriman Maret merosot 23% dalam perdagangan 10 hari sebelumnya. Sementara itu survei Bloomberg menunjukkan persediaan minyak mentah di AS kemungkinan juga akan menanjak untuk yang ke-15 kalinya dalam 17 minggu ini.
"Apa yang kita lihat hanyalah sedikit pemulihan untuk jangka pendek," kata Clarence Chu, Trader Hudson Capital Energy di Singapore.
Harga minyak untuk mengiriman Maret menanjak 66 sen atau 1,6% menjadi US$ 41,50 per barel di New York Mercantile Exchange. Level ini diperdagangkan US$ 41,16 per barel pada pukul 12.06 waktu Singapura. Saat ini, futures merosot 54% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. Harga minyak menyentuh US$ 40.84 per barel kemarin.
Kemarin, kontrak minyak untuk Februari habis masanya dan membukukan kenaikan sebesar US$ 2,23, atau 6,1% menjadi US$ 38,74 per barel. Level ini membukukan kenaikan yang paling tinggi sejak 31 Desember 2008. Sementara itu volume penjualan untuk kontrak minyak lebih sedikit ketimbang Maret lantaran para trader menghindari suplai minyak dari Cushing, Oklahoma, yang merupakan delivery point untuk Nymex futures.
Persediaan minyak mentah di Cushing, dimana West Texas Intermediate yang diperdagangkan di Nymex digudangkan, menggemuk 2,5% menjadi 33 juta barel per 9 Januari 2009 lalu. Ini merupakan persediaan yang paling besar sejak April 2004. Asal tahu saja, menurut data dari Lipow Oil Associates LLC, Cushing hanya mampu menampung total persediaan sebanyak 47,7 juta barel.
"Jika gudang di Cushing penuh, maka akan mempengaruhi dan memberi tekanan pada kontrak bulan Maret," tukas Victor Shum, Senior Principal Purvin & Gertz Inc. di Singapore, seperti dikutip dari wawancara di televisi dengan Bloomberg Television.
Minggu lalu, persediaan minyak mentah di AS kemungkinan akan menanjak sebesar 1,5 juta barel. Ini dicuatkan oleh perkiraan tengah para analis yang disurvei oleh Bloomberg News. Energy Department berencana untuk merilis data persediaan minyak mentah mingguan pada hari Jumat (22/1) besok.
Menurut survei Bloomberg, persediaan bensin di AS juga menggelembung 2,25 juta barel dari 213,5 juta barel. Suplai untuk bahan bakar yang telah disuling, kemungkinan menciut 1 juta barel dari 144,2 juta.
"Lemahnya permintaan kemungkinan akan membuat persediaan semakin membesar," kata David Moore, Commodity Strategist Commonwealth Bank of Australia Ltd. di Sydney.