Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintah Amerika Serikat (AS) terancam lumpuh jika Presiden Donald Trump dan Kongres gagal mencapai kesepakatan anggaran sebelum tengah malam, Selasa (30/9/2025).
Ratusan ribu pegawai federal yang dianggap tidak esensial akan dirumahkan tanpa kepastian kapan bisa kembali bekerja.
Shutdown kali ini berbeda dari sebelumnya, sebab Trump mengancam akan melakukan pemangkasan pegawai federal jika legislator tak meloloskan RUU anggaran.
“Kami akan mencari peluang untuk mengecilkan ukuran pemerintahan federal,” kata Direktur Anggaran Gedung Putih, Russ Vought.
Baca Juga: Meski Ada Risiko Shutdown, Wall Street Tetap Catat Rekor Kenaikan Bulanan (30/9)
Apa saja yang terdampak jika shutdown terjadi?
- Jaminan Sosial dan Kesehatan: Pembayaran manfaat pensiun dan disabilitas tetap berjalan, begitu juga program Medicare dan Medicaid. Namun, sekitar 12% pegawai Administrasi Jaminan Sosial akan dirumahkan.
- Bantuan Pangan: Program SNAP dan WIC tetap berjalan selama dana tersedia, menurut Departemen Pertanian AS.
- Layanan Pos: Tidak terdampak karena USPS tidak bergantung pada anggaran Kongres.
- Pajak: IRS akan tetap beroperasi penuh selama lima hari pertama. Belum jelas apa yang akan terjadi jika shutdown berlangsung lebih lama.
- Transportasi Udara: Lebih dari 13.000 pengendali lalu lintas udara dan sebagian besar pegawai TSA tetap bekerja, meski tanpa gaji sampai shutdown berakhir.
- Peradilan Federal: Dana pengadilan bisa habis secepatnya Jumat mendatang, sehingga operasi bisa terganggu. Pada shutdown sebelumnya, pengadilan masih bisa berjalan hingga lima pekan.
- Militer: Dua juta personel militer tetap bertugas tanpa gaji. Kontrak yang sudah berjalan tetap dilanjutkan, dan pesanan baru untuk kebutuhan keamanan nasional masih bisa dilakukan.
- Penegakan Hukum: FBI, DEA, Coast Guard, serta lembaga penegak hukum federal lainnya tetap bekerja.
- Perbatasan dan Imigrasi: Agen patroli perbatasan, bea cukai, serta pengadilan imigrasi tetap beroperasi karena dianggap bagian dari darurat nasional.
- Data Ekonomi: Publikasi data utama, termasuk laporan ketenagakerjaan dan PDB, akan ditunda.
- Usaha Kecil: SBA akan merumahkan 24% stafnya dan menghentikan persetujuan pinjaman baru, meski pinjaman untuk pemulihan bencana tetap berjalan.
- Bencana Alam: FEMA masih memiliki dana cadangan sebesar US$ 2,3 miliar sehingga mampu merespons darurat bencana, meski 4.000 pegawai akan dirumahkan.
Baca Juga: Deadlock Anggaran, Pemerintah AS Hadapi Shutdown Perdana Sejak 2019
Dengan ketidakpastian anggaran, risiko lumpuhnya sebagian besar layanan publik AS makin besar.
Bagi investor dan pelaku pasar, dampak terbesar adalah tertundanya rilis data ekonomi penting yang biasanya menjadi acuan kebijakan moneter dan fiskal.