kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siap-Siap! CEO JPMorgan Peringatkan Badai Ekonomi akan Datang


Kamis, 02 Juni 2022 / 23:00 WIB
Siap-Siap! CEO JPMorgan Peringatkan Badai Ekonomi akan Datang


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - CEO JPMorgan & Chase Jamie Dimon memperingatkan tentang badai ekonomi yang akan datang.

"Ini badai," seru Dimon di konferensi keuangan yang disponsori oleh Alliancebernstein Holdings, Rabu (1/6), seperti dikutip Bitcoin.com.

"Saat ini agak cerah, semuanya baik-baik saja, semua orang berpikir The Fed bisa mengatasinya," ujar dia.

Tapi, "Badai itu ada di luar sana, di ujung jalan yang akan datang ke arah kita. Kita hanya tidak tahu, apakah itu kecil atau Superstorm Sandy. Anda sebaiknya bersiap-siap," pesannya.

Baca Juga: Bikin Ngeri, Robert Kiyosaki Beri Lebih Banyak Peringatan Buruk tentang Ekonomi AS

Sebelumnya, pada Mei lalu, CEO JPMorgan mengatakan, akan ada “awan badai”. Namun, dia sekarang telah merevisi ramalannya. 

"Saya bilang ada awan badai, itu awan badai besar, ini badai," dia memperingatkan. "JPMorgan menguatkan diri dan kami akan sangat konservatif dengan neraca kami".

Dimon menyorot beberapa masalah utama. Pertama, The Fed bisa melakukan program pembelian obligasi darurat lalu mengurangi neraca dan quantitative tightening (QT) yang akan dimulai bulan ini.

"Kami tidak pernah memiliki QT seperti ini, jadi Anda sedang melihat sesuatu yang dapat Anda tulis dalam buku sejarah selama 50 tahun terakhir," ungkapnya.

Baca Juga: Tetap Bullish tapi Robert Kiyosaki Prediksi Harga Bitcoin Bisa Jatuh Lebih Dalam Lagi

"Bank sentral tidak punya pilihan karena ada terlalu banyak likuiditas dalam sistem. Mereka harus menghapus sebagian likuiditas untuk menghentikan spekulasi, mengurangi harga rumah dan hal-hal seperti itu," imbuh dia.

Kedua, perang Rusia dan Ukraina dan dampaknya terhadap harga komoditas, termasuk makanan dan bahan bakar. Dia memperingatkan, harga minyak berpotensi mencapai US$ 150 hingga US$ 175 per barel.

Menurut Dimon, perang Rusia dan Ukraina bisa menjadi buruk dan ada konsekuensi yang tidak diinginkan.

"Kita tidak mengambil tindakan yang tepat untuk melindungi Eropa dari apa yang akan terjadi pada minyak dalam jangka pendek," sebutnya.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×