kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Soal Krisis Energi, Erdogan: Eropa Menuai Apa yang Ditaburnya


Rabu, 07 September 2022 / 06:25 WIB
Soal Krisis Energi, Erdogan: Eropa Menuai Apa yang Ditaburnya
ILUSTRASI. Terkait dengan krisis energi, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan Eropa tengah menuai apa yang ditaburnya. Presidential Press Office/Handout via REUTERS


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - ISTANBUL. Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Selasa (6/9/2022) bahwa Rusia memotong aliran gas alam ke Eropa sebagai pembalasan atas sanksi. Erdogan menambahkan bahwa Eropa menuai apa yang ditabur.

Mengutip Reuters, kekhawatiran di Eropa telah meningkat selama musim dingin yang berpotensi suram setelah Rusia mengumumkan akan menutup pipa gas utamanya ke Jerman.

Rusia tanpa menentukan batas waktunya, akan menghentikan aliran melalui pipa Nord Stream 1 dan telah memotong atau menutup pasokan di tiga pipa gas terbesar ke barat sejak invasi ke Ukraina dimulai pada 24 Februari. Pasokan minyak juga telah dialihkan ke timur.

"Eropa sebenarnya menuai apa yang ditaburnya," kata Erdogan kepada wartawan di Ankara.

Dia menambahkan bahwa sanksi mendorong Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membalas dengan menggunakan pasokan energi.

Baca Juga: Penghentian Pasokan di Eropa Memicu Kenaikan Harga Gas Alam

"Putin menggunakan semua sarana dan senjatanya, dan yang paling penting adalah gas alam. Sayangnya - kami tidak menginginkan ini tetapi - situasi seperti itu berkembang di Eropa," kata Erdogan.

"Saya pikir Eropa akan mengalami masalah serius musim dingin ini. Kami tidak memiliki masalah seperti itu," tambahnya.

Anggota NATO Turki telah berusaha untuk mencapai keseimbangan antara Moskow dan Kyiv. Di satu sisi, Turki mengkritik invasi Rusia dan mengirim senjata ke Ukraina. Di sisi lain, negara itu menentang sanksi Barat dan melanjutkan perdagangan, pariwisata dan investasi dengan Rusia.

Turki, yang berbatasan dengan Laut Hitam dengan Rusia dan Ukraina, mengatakan bergabung dengan sanksi terhadap Rusia akan merugikan ekonominya yang sudah tegang dan berpendapat bahwa situasi perang harus difokuskan pada upaya mediasi.

Sementara itu, Moskow menyalahkan gangguan pemeliharaan peralatan yang disebabkan oleh sanksi Barat atas penghentian aliran gas melalui pipa Nord Stream 1. Negara-negara Eropa menyebut alasan itu omong kosong, dengan menuduh Rusia menggunakan pasokan energi sebagai senjata pembalasan atas sanksi Barat yang dijatuhkan pada Moskow atas invasinya ke Ukraina.

Baca Juga: Rusia Siap Kembali Pasok Gas ke Eropa, Ini Syaratnya

Syarat dari Rusia

Melansir Al Jazeera, Kantor Presiden Rusia alias Kremlin menegaskan, Rusia mengumumkan syarat agar pasokan gas bisa mengalir ke Eropa. 

Kremlin menegaskan, pasokan gas Rusia ke Eropa tidak akan dilanjutkan sampai sanksi Barat terhadap Moskow dicabut. 

Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, mengatakan pada Senin (5/9), sanksi adalah satu-satunya alasan di balik keputusan Rusia untuk menutup pipa Nord Stream 1 (NS1).  
Moskow awalnya akan menutup pipa NS1, yang memasok gas ke Eropa, untuk pemeliharaan. 

"Masalah pasokan gas muncul karena sanksi yang dijatuhkan terhadap negara kami dan terhadap sejumlah perusahaan oleh negara-negara Barat, termasuk Jerman dan Inggris," kata Peskov, seperti dikutip Al Jazeera.  

"Tidak ada alasan lain yang bisa menyebabkan masalah pasokan ini," tegasnya. 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×